Kuasai 20 Persen Pasar Kredit Sindikasi, Bank Mandiri Dapat Penghargaan Internasional
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk disebutkan baru saja menerima penghargaan bergengsi dari Asia Pacific Market Association (APLMA) sebagai Syndicated Loan House of the Year – Indonesia. Apresiasi itu tercatat merupakan kali keempat secara berturut-turut yang diterima perseroan sejak 2018 silam.

Penghargaan ini sendiri sekaligus pelengkap capaian Bank Mandiri yang berhasil menempati posisi puncak daftar Bloomberg League Table Reports - Indonesia Borrower Loans 2021 untuk kategori Mandated Lead Arranger dan Bookrunner .

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan perseroan menguasai sekitar 20 persen pangsa pasar kredit sindikasi nasional dengan rincian 44 transaksi kredit dengan nilai tidak kurang dari 4,64 miliar dolar AS pada sepanjang tahun lalu.

“Ini merupakan sinyal positif bahwa kondisi pasar terus pulih dan membawa angin segar untuk perjalanan 2022 yang diperkirakan akan meningkat,” tuturnya dalam keterangan resmi, Selasa, 22 Maret.

Menurut Susana, perkembangan kredit sindikasi di awal tahun ini telah tumbuh signifikan dibandingkan dengan posisi tahun lalu. Diungkap jika transaksi kredit sindikasi yang dikelola Bank Mandiri baik sebagai MLA ataupun Bookrunner ini tidak hanya melibatkan institusi keuangan lokal, tetapi juga lembaga keuangan internasional.

“Hal ini merupakan hasil dari usaha kami untuk terus memperluas network di pasar sindikasi baik lokal maupun internasional,” tuturnya.

Lebih lanjut, bank pelat merah ini diketahui membidik momentum Presidensi G20 Indonesia untuk mendorong kinerja bisnis perbankan. Pasalnya, Bank Mandiri menilai G20 bakal membawa pengaruh positif pada pasar kredit sindikasi, termasuk minat atau partisipasi lembaga keuangan internasional pada kredit sindikasi di Indonesia.

“Posisi Presidensi G20 adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi global serta dapat pula berpengaruh terhadap kepercayaan investor kepada Indonesia, khususnya di pasar global," tutup Susana.