Sederet Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed yang Ditakuti Banyak Negara
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengeluarkan statement terbaru soal langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) (The Federal Reserve/The Fed) yang mulai menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Maret ini.

Menurut Perry, sikap The Fed yang mengerek rate interest memberikan efek berganda bagi banyak negara global. Pasalnya, Amerika Serikat merupakan negara dengan tingkat perekonomian terbesar di dunia.

Perubahan kebijakan moneter di negara adidaya itu dipastikan memiliki implikasi terhadap ekonomi internasional, utamanya sektor pasar keuangan. Terlebih, dolar AS masih menjadi mata uang yang paling banyak digunakan saat ini.

“Ini (kenaikan The Fed fund rate) berdampak pada kenaikan suku bunga global dan juga persepsi risiko,” ujarnya dalam sebuah diskusi virtual pada Senin, 21 Maret.

Dijelaskan oleh Perry jika tekanan paling besar justru harus dialami oleh negara yang berkembang seperti Indonesia dan bukan oleh sesama negara maju selevel AS.

“Situasi akan lebih sulit bagi negara-negara berkembang untuk pulih karena harus mengatasi dampak dari rambatan global serta ketidakpastian. Kenaikan suku bunga tidak terhindarkan yang berpengaruh terhadap arus modal ke negara emerging,” tuturnya.

Bahkan, sambung dia, level baru The Fed fund rate secara tidak langsung memberikan pressure tersendiri bagi perumusan kebijakan untuk mengendalikan dan menentukan arah perekonomian.

“Ini semakin membatasi negara untuk bisa merumuskan kebijakan secara lebih terbuka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri,” tegas dia.

Untuk itu, Perry memanfaatkan betul momentum Presidensi G20 sebagai kendaraan lobi mengingat RI dan AS masuk dalam perkumpulan yang sama.

“Isu ini menjadi penting dan akan kita sampaikan bagaimana normalisasi kebijakan di negara maju perlu dikalibrasikan dengan baik. Tidak hanya itu, kita juga akan mendorong perencanaan secara baik dengan meningkatkan komunikasi agar dampak secara global dan juga di negara berkembang bisa lebih dimitigasi. Sehingga bisa tercapai well calibrated, well communicated, serta well normalization,” tutup Gubernur BI Perry Warjiyo.