JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani nampaknya terus mengeluarkan segala upaya untuk dapat berkontribusi mensukseskan rencana strategis pemerintah. Bahkan demi mencapai tujuan tersebut, terkadang dibungkus dalam aksi yang cukup sederhana.
Terbaru, bendahara negara melakukan aksi bersepeda santai dengan jajaran di bawahnya untuk mengkampanyekan gerakan zero emission.
“Mengawali akhir pekan, tadi pagi saya bersama jajaran PT SMI @ptsmi_id bersepeda santai di sekitar kawasan Lapangan Banteng. Selain menerapkan pola hidup sehat, acara ini juga diselenggarakan untuk mengkampanyekan gerakan zero emission sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan,” ujar dia melalui akun instagram pribadi @smindrawati dikutip Minggu, 20 Maret.
Menurut Menkeu, langkah menekan emisi karbon merupakan orientasi baru pemerintah dalam menciptakan iklim ekonomi yang lebih ramah lingkungan.
“Indonesia telah melakukan upaya serius untuk mengatasi isu perubahan iklim dengan memperkuat pembiayaan berkelanjutan demi mencapai sustainable development goals (SDGs) termasuk emisi nol karbon yang diarahkan untuk menciptakan lingkungan investasi yang menguntungkan bagi sektor hijau,” tuturnya.
BACA JUGA:
Guna mencapai cita-cita tersebut Menkeu memberdayakan seluruh elemen di Kementerian Keuangan untuk mendukung hal ini.
“Saya senang dalam menjalankan mandat sebagai special mission vehicle (SMV) Kemenkeu, khususnya pembiayaan infrastruktur dan advisory, PT SMI secara konsisten telah mengadopsi berbagai kebijakan pembiayaan berkelanjutan (sustainable finance), seperti pengelolaan daur ulang sampah dan air bersih,” jelas dia.
Dalam catatan VOI, pemerintah saat ini memang tengah gencar merealisasikan aktivitas ekonomi yang lebih ramah lingkungan demi meraih pendanaan investor. Setelah sukses meraup pembiayaan 3,5 miliar dolar AS (Rp49,7 triliun) dari global green sukuk, negara kini membidik potensi monetisasi aktivitas ekonomi biru (blue economy) dari sektor kelautan.
Sebagai informasi, RI menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional. Sementara kebutuhan Indonesia dalam mencapai tekad penurunan emisi CO2 (karbon dioksida) adalah sebesar Rp3.461 triliun sampai dengan 2030 mendatang.