<i>Wow!</i> Serangan Siber ke Sektor Keuangan Meningkat Hingga Dua Kali Lipat!
Ilustrasi (dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan maraknya serangan siber yang menyasar sektor keuangan di sepanjang Januari hingga September 2021 lalu.

"Sebanyak 21,8 persen serangan siber menyasar sektor keuangan, dan menempati posisi kedua sebagai target serangan siber terbanyak pada 2021. Meski demikian, gangguan dan kerugian yang ditimbulkan oleh serangan siber di sektor keuangan masih menempati posisi tertinggi," ujar Direktur Penelitian Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK, Mohamad Miftah, dalam webinar Hybrid Banking Ekosistem, di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Kamis, 17 Maret.

Menurut Miftah, dalam periode Januari hingga September 2021 lalu terdapat 920 juta serangan siber di Indonesia. Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat dibanding sejumlah serangan pada tahun sebelumnya, yang tercatat sebanyak 495,3 juta serangan.

"Serangan tertinggi pada Mei 2021, yaitu sebanyak 186,2 juta kali serangan, yang berangsur turun di dua bulan berikutnya," tutur Miftah.

Dari seluruh serangan siber yang terjadi, terdapat tiga jenis serangan terbanyak yang terdeteksi di Indonesia, yaitu malware sebanyak 58 persen, aktivitas trojan 11 persen, dan pengumpulan informasi target sebanyak 10 persen dari total serangan.

Selain serangan siber, Miftah menyebut bahwa digitalisasi perbankan juga menghadapi tantangan, salah satunya inovasi yang masih berfokus pada simplifikasi layanan perbankan tradisional.

"Kita sadari bahwa inovasi digital perbankan masih berfokus pada simplifikasi dan digitalisasi jasa keuangan tradisional, atau baru pada tahap digitize belum sampai pada tahap digitalize," ungkap Miftah.

Di samping itu, kemampuan adaptasi nasabah yang lambat dan regulasi pemerintah yang belum lengkap juga masih menjadi penghambat digitalisasi perbankan.