NEW YORK - Kalangan perbankan Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 16 Maret, mulai menaikkan suku bunga pinjaman dasar nya masing-masing seperempat poin persentase, tepat beberapa saat usai Bank Sentral AS (Federal Reserves/The Fed) memastikan kenaikan suku bunga dengan porsi yang sama.
Langkah menaikkan suku bunga kembali dilakukan The Fed usai terakhir kali dilakukan pada tahun 2018 lalu, demi untuk menahan laju inflasi yang sangat tinggi di Negeri Paman Sam.
Citigroup Inc, Wells Fargo & Co, JPMorgan Chase & Co dan Bank of America Corp kompak mengumumkan kenaikan suku bunga dasar mereka, masing-masing menjadi 3,5 persen dari 3,25 persen, dan mulai efektif pada Kamis, 17 Maret, waktu setempat.
Sebelumnya, sebagaimana dilansir Antara, Rabu, 16 Maret, The Fed mengisyaratkan akan mulai secara agresif menyapih ekonomi dari langkah-langkah era pandemi untuk mengekang inflasi yang tinggi selama beberapa dekade.
BACA JUGA:
Bank sentral menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, guna melawan risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh inflasi yang berlebihan dan perang di Ukraina. Pembuat kebijakan mengisyaratkan mereka akan mendorong suku bunga dana federal utama ke kisaran 1,75 persen hingga 2,00 persen pada akhir 2022.
Bank, yang menghasilkan uang dari selisih antara apa yang mereka peroleh dari pinjaman dan membayar deposito dan dana lainnya, biasanya berkembang dalam lingkungan suku bunga tinggi.
Dalam perdagangan setelah pasar, saham bank-bank besar AS masing-masing naik antara 3,3 persen hingga 6,6 persen.
The Fed menghadapi tugas untuk memetakan arah ekonomi guna menghadapi kenaikan suku bunga tanpa mengulangi kesulitan gaya tahun 1970-an di mana kenaikan suku bunga bank sentral untuk melawan inflasi mengakibatkan resesi yang curam.
Inflasi, yang mencapai tiga kali lipat dari target The Fed 2,0 persen dan isu politik yang hangat, telah diperburuk oleh perang di Eropa yang telah menyebabkan lonjakan harga-harga komoditas dan menumpuk tekanan pada rantai pasokan yang sudah rusak.