Bagikan:

JAKARTA - BUMD Bank DKI mencatat pembukuan laba sebesar Rp727,36 miliar per Desember 2021. Angka ini lebih besar dari laba per Desember 2020 sebesar Rp580,64 miliar.

Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengungkapkan, perolehan laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang tumbuh 45,9 persen year on year (yoy), sehingga mencapai Rp1,3 triliun di tahun 2021.

"Seiring dengan peningkatan kredit dan pertumbuhan laba, total aset Bank DKI mencapai Rp70,74 triliun per Desember 2021," kata Fidri dalam keterangannya, Jumat, 11 Maret.

Total aset pada akhir tahun 2021 meningkat 12,21 persen jika dibandingkan dengan posisi total aset Bank DKI akhir tahun 2020 yang mencapai Rp63,05 triliun. Angka tersebut juga lebih baik dibandingkan pertumbuhan aset perbankan nasional sebesar 10,18 persen.

Sementara itu, dana pihak ketiga di tahun 2021 mencapai Rp57,71 triliun. Angka ini tumbuh 17,96 persen dari Rp48,92 triliun per Desember 2020 sehingga mendorong total aset Bank DKI.

"Pertumbuhan DPK tersebut berada diatas rata-rata pertumbuhan DPK industri perbankan tahun 2021 sebesar 12,21 persen," ujarnya.

Pertumbuhan DPK tersebut, lanjut Fidri, diiringi dengan perbaikan struktur dana yang dimiliki sehingga rasio Current Account Saving Account (CASA) dapat meningkat signifikan dari Rp45,49 persen menjadi sebesar 51,37 persen di tahun 2021.

Hal ini pun memengaruhi perbaikan tingkat efisiensi biaya dana atau Cost of Fund dari 4,39 persen pada tahun 2020 menjadi 2,96 persen per di tahun 2021.

Dalam kesempatan itu, Fidri mengungkapkan Bank DKI telah mulai mengimplementasikan strategi bisnis secara ekosistem berkolaborasi dengan BUMD-BUMD DKI Jakarta serta turunannya.

"Potensi bisnis di DKI Jakarta sangatlah besar, kami berharap dengan mengimplementasikan strategi ekosistem digital khususnya dengan BUMD-BUMD DKI Jakarta dan nasabah korporasi serta komunitas pasar dan sekolah, akan dapat meningkatkan bisnis kedepan Bank DKI," imbuhnya.