Laba Bank DKI Tahun 2022 Tembus Rp939 Miliar, Capaian Tertinggi Sejak Perusahaan Berdiri
ILUSTRASI ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Bank DKI sebagai bank pembangunan daerah (BPD) milik Pemprov DKI Jakarta menorehkan catatan laba bersih sebesar Rp939 miliar pada Desember 2022.

Direktur Utama PT Bank DKI Fidri Arnaldy mengungkapkan, nilai laba ini merupakan capaian tertinggi Bank DKI sejak perusahaan didirikan.

"Laba yang merupakan pencapaian tertinggi perseroan sejak berdiri ini tumbuh 29,11 persen dibandingkan periode Desember 2021 sebesar Rp727,36 miliar," kata Fidri dalam keterangannya, Rabu, 8 Februari.

Fidri menjelaskan, kenaikan laba bersih Bank DKI dicapai melalui peningkatan pendapatan bunga menjadi Rp4,53 triliun pada Desember 2022. Angka ini naik 16,64 persen (yoy) dari Rp3,88 triliun pada periode tahun sebelumnya.

Selain itu, peningkatan transaksi pada platform digital juga berperan dalam mendongkrak pertumbuhan fee-based income sebesar 27,71 persen menjadi Rp576,01 miliar pada Desember 2022, dari Rp451,03 miliar pada Desember 2021.

"Kendali yang baik terhadap beban bunga mempengaruhi peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 8,92 persen menjadi Rp2,93 triliun pada Desember 2022, dari Rp2,69 triliun pada Desember 2021," ujar dia.

Kemudian, Bank DKI mencatat terdapat peningkatan total aset perusahaan sebesar 11,51 persen menjadi Rp78,88 triliun pada Desember 2022 dari Rp70,74 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, Fidri menyebut BUMD DKI ini mengalami peningkatan penyaluran kredit sepanjang tahun 2022 tumbuh sebesar 23,53 persen menjadi Rp48,37 triliun pada Desember 2022 dari Rp39,16 triliun di tahun sebelumnya.

Peningkatan penyaluran kredit Bank DKI tersebut didorong dengan tumbuhnya seluruh segmen kredit yang agresif secara year-on-year. Kredit mikro mengalami kenaikan 54,22 persen menjadi Rp2,56 triliun pada 2022 dari Rp1,66 triliun di 2021.

"Peningkatan kinerja bank tersebut dicapai melalui strategi ekspansi yang kuat serta sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk BUMN, BUMD, dan perusahaan-perusahaan swasta terkemuka," ulasnya.