Bagikan:

DENPASAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengkonfirmasi rencananya untuk segera mendatangkan 50 ton minyak goreng curah dari Provinsi Jawa Timur (Jatim). Langkah ini ditempuh sebagai upaya Pemprov Bali dalam menjaga ketersediaan suplai minyak goreng yang cukup bagi masyarakat Pulau Dewata.

"Kami berjuang untuk segera mendatangkan minyak goreng curah dari pabrikan, terutama yang masuk melalui Pelabuhan Benoa," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Provinsi Bali, I Wayan Jarta, di Denpasar, sebagaimana dilansir Antara, Minggu, 6 Maret.

Menurut Jarta, volume minyak goreng curah yang akan didatangkan ke Bali pada dasarnya mencapai ratusan ton. namun untuk tahap pertama yang segera tiba dari Provinsi Jawa Timur diperkirakan sekitar 50 ton.

"Sekarang posisinya sedang dalam perjalanan. Mudah-mudahan dalam seminggu ini sudah masuk Benoa, sehingga minyak goreng curah di pasaran tersedia dalam jumlah cukup," ucap Jarta.

Minyak goreng curah yang didatangkan tersebut, menurut Jarta, akan disuplai ke pasar-pasar tradisional dengan batasan harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan maksimal Rp11.500 per liter.

Sedangkan untuk minyak goreng dalam kemasan yang biasa dijual di pasar modern dan jejaring ritel, Jarta mengklaim kondisi pasokannya masih terjaga dalam kondisi yang cukup. Meski memang bila dibandingkan pada kondisi semula, Jarta menyebut bahwa pasokan yang tersedia saat ini masih belum optimal.

"Artinya tidak sampailah terjadi kelangkaan, dan masyarakat masih mendapatkan minyak dalam kemasan dengan harga sesuai HET, yaitu sebesar Rp14.000 per liter," papar Jarta.

Namun demikian, Jarta juga mengeluhkan kebiasan masyarakat yang ketika mendengar kabar bahwa di satu toko tertentu menjual minyak sesuai dengan HET, maka cenderung menyerbunya dan berpotensi melakukan penimbunan, meski dengan volume yang relatif kecil karena hanya untuk digunakan sendiri.

"Sehingga begitu dikejar dalam waktu yang bersamaan, seolah-olah minyak goreng menjadi habis. Padahal sesungguhnya di tempat yang lain masih ada," tegas Jarta.