MADIUN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur mendistribusikan sebanyak 6 ton atau setara 6.000 kilogram minyak goreng curah murah dengan menggelar operasi pasar di Pasar Dolopo untuk menekan harga komoditas tersebut di pasaran yang masih tinggi.
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disperdagkop-UM) Kabupaten Madiun Toni Eko Prasetyo mengatakan operasi pasar minyak goreng curah murah tersebut dikhususkan untuk para pedagang di Pasar Dolopo dan pelaku UMKM seperti pedagang gorengan dan warung di sekitar pasar.
"Ada 6.000 kilogram curah untuk pedagang Pasar Dolopo hari ini. Harganya di bawah HET yakni Rp14.500 per kilogram," ujar Toni Eko dikutip Antara, Selasa, 22 Maret.
Menurut dia, sama dengan syarat pada operasi pasar minyak goreng curah di Pasar Caruban yang dilakukan sebelumnya, untuk dapat membeli minyak goreng tersebut, pedagang harus membawa lembaran Pakta Integritas yang telah dibagikan melalui Dinas Perdagangan Kabupaten Madiun. Juga, membawa KTP.
Guna pemerataan, Pemkab Madiun membatasi maksimal masing-masing pedagang membeli sebanyak 60 kilogram minyak goreng curah.
Toni membenarkan bahwa keberadaan minyak goreng curah di wilayahnya cukup sulit didapatkan. Hal tersebut yang membuat komoditas tersebut tergolong masih mahal di pasaran jauh di atas HET, yakni mencapai Rp20.000 per kilogram.
Hal itu berbeda dengan minyak goreng kemasan yang stoknya di pasaran langsung melimpah usai pemerintah mencabut ketetapan satu harga dan memberlakukan harga pasar.
Meski pasokan minyak goreng curah di pasaran langka, namun pihaknya memastikan tidak ada penimbunan di masyarakat.
"Kemarin (21/3) petugas pasar telah mengecek dan hasilnya tidak ada penimbunan. Stok migor curah kosong karena permintaan tinggi, seperti untuk usaha dan pelaku UMKM yang sangat memerlukan," kata dia.
BACA JUGA:
Sesuai data, kebutuhan minyak goreng warga Kabupaten Madiun secara keseluruhan mencapai sekitar 4.500 ton per bulan.
Guna menjaga pasokan, pihaknya terus mendistribusikan bantuan minyak goreng tersebut di pasaran sehingga harga segera turun dan stabil. Pendistribusian dilakukan dengan menggandeng lembaga terkait seperti Pemprov Jatim dan PT PPI (Persero).