Bagikan:

JAKARTA - Pertamina secara resmi menaikkan harga gas elpiji atau LPG (liquified petroleum gas) mulai Minggu 27 Februari 2022. Harga gas elpiji yang naik adalah ukuran 5,5 kg dan 12 kg alias gas elpiji non subsidi. Sedangkan harga gas elpiji 3 kg masih tetap karena mendapat subsidi pemerintah.

Menanggapi hal ini, warganet pengguna sosial media Twitter mengeluhkan mahalnya harga tabung gas 12 kg yang mencapai Rp200.000.

"Harga Elpiji 12kg di Bintaro Veteran, Jaksel Tembus Rp200.000- hari ini. Makasih weii @jokowi presiden merakyat!!!!!," kicau akun @ArgentianaA, dikutip Kamis 3 Maret.

Seorang warganet lain megeluhkan kenaikan beberapa harga barang yang belakangan langka dan susah dicari.

"BBM naik, Elpiji naik, Listrik naik, harga minyak goreng selangit, rakyat makin menderita akibat kebijakan yang mencekik. Bukannya cari solusi untuk mengatasi masalah tersebut , eh malah minta perpanjangan masa jabatan presiden. ANDA SEHAT..??," tulis pemilik akun @RajaSuspend_

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga resmi menaikkan harga LPG non-subsidi sebesar Rp15.500 per kilogram (kg). Adapun kenaikan tersebut merupakan kenaikan bertahap yang sudah dilakukan Pertamina sejak akhir Desember 2021.

Kenaikan harga hanya berlaku untuk LPG non-subsidi seperti Bright Gas, sedangkan untuk LPG subsidi 3 kilogram (kg) atau gas melon tidak ada perubahan harga.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya dalam sambutannya pada saat membuka Rapim TNI POLRI juga menyinggung soal kelangkaan energi. Dia bilang, sebelum perang, harga naik karena langka.

Namun, kini harganya kembali naik setelah ada perang antara Ukraina dan Rusia. Sehingga, semua pihak diminta untuk mewaspadai hal ini.

"Sudah dulu sebelum perang harganya naik karena kelangkaan ditambah perang harganya naik lagi. Sekarang harga per barrel sudah di atas 100 yang sebelumnya hanya 50-60, semua negara yang namanya harga BBM naik semua, LPG naik semuanya. Hati-hati dengan ini," ungkapnya.