Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan tekstil milik konglomerat Sri Pakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) membukukan laba bersih hingga 84,5 juta dolat AS atau setara Rp1,21 triliun di sepanjang 2021.

Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis 24 Februari, raihan laba tersebut didorong pendapatan bersih perusahaan yang senilai 884,1 juta dolar AS pada 2021 atau setara Rp12,6 triliun. Pendapatan bersih perseroan meroket 50 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 589 juta dolar AS.

INDR tercatat membukukan ekspor senilai 540,4 juta dolar AS selama 2021, naik 49,27 persen dari 362 juta dolar AS secara tahunan atau year-on-year (yoy). Ekspor ke Asia menyumbang pendapatan ekspor terbanyak, yakni senilai 333,46 juta dolar AS, diikuti ke Eropa 108,3 juta dolar AS, Amerika Utara 68,46 juta dolar AS, Amerika Selatan 28,8 juta dolar AS, dan wilayah lain-lain 67,6 juta dolar AS.

Sementara penjualan lokal perseroan juga meningkat 50,27 persen dari 229,2 juta dolar AS, menjadi 344,5 juta dolar AS. Selama 2021, perseroan juga mencatatkan peningkatan beban pokok pendapatan 35,38 persen menjadi 754,3 juta dolar AS, dari 557,2 juta dolar AS.

Meski beban pokok meningkat, perseroan mampu mencetak kenaikan laba kotor 307,65 persen dari 31,8 juta dolar AS, menjadi 129,7 juta dolar AS.

Dengan peningkatan tersebut, laba bersih perseroan juga ikut meningkat menjadi 84,5 juta dolar AS atau Rp1,2 triliun selama 2021, dari 6,23 juta dolar AS di 2020. Bila dikonversi laba perseroan tembus Rp1,21 triliun.

Adapun hingga akhir 2021, perseroan membukukan total aset 905,4 juta dolar AS, naik dari akhir 2020 sebesar 763,85 juta dolar AS. Aset tersebut terbagi menjadi aset lancar sebesar 400,2 juta dolar AS dan aset tidak lancar sebesar 505,2 juta dolar AS.

Sementara itu, jumlah liabilitas perseroan juga meningkat menjadi 441,6 juta dolar AS pada akhir Desember 2021, dari 387,37 juta dolar AS akhir Desember 2020. Jumlah ekuitas perseroan juga meningkat menjadi 463,8 juta dolar AS di 2021, dari 376,4 juta dolar AS di 2020.