Ramalan Jokowi <i>The Winter Is Coming</i> jadi Kenyataan: Pandemi dan Krisis Energi Eropa
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung memberikan penegasan The Winter Is Coming saat membuka pertemuan 1st Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Jakarta. Menurut Presiden, tantangan yang dihadapi oleh masyarakat global semakin dinamis.

Asal tahu saja, pernyataan The Winter Is Coming sempat diutarakan oleh Kepala Negara sekitar empat tahun silam dalam pertemuan internasional negara-negara dunia. Kala itu, quotes tersebut menjadi sangat populer.

Benar saja, hari ini Presiden Jokowi membuktikan perkataannya bahwa masyarakat global tengah menghadapi persoalan yang lebih kompleks.

“Sebagaimana saya katakan pada IMF – World Bank annual meeting pada tahun 2018, The Winter Is Coming. Dan Saat ini, winter yang berat benar-benar datang,” ujarnya melalui saluran virtual pada Kamis, 17 Februari.

Menurut dia, situasi pandemi COVID-19 tidak pernah terbayang oleh negara manapun. Bahkan, dampak merusak dari wabah tersebut bisa dibilang cukup hebat karena mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.

“Pandemi belum berakhir dan ekonomi dunia masih terguncang,” tuturnya.

Untuk itu, Presiden mendorong terjadinya kerja sama antara pemerintahan untuk bisa sama-sama mencari solusi terbaik atas persoalan yang dihadapi. Pasalnya, pandemi memiliki karakteristik yang bersifat cross border sehingga tidak ada satu negara pun yang bisa menanggulangi isu ini secara mandiri.

“Dalam situasi sekarang tidak ada satu negara pun yang bisa bangkit sendirian. Semua negara saling terkoneksi, tidak ada yang terisolasi,” tegas dia.

Dalam catatan VOI, kondisi pandemi membuat ketidakpastian terus berlanjut. Hal itu tercermin dari peningkatan kebutuhan energi di kawasan Eropa untuk menghadapi musim dingin yang tidak bisa dipenuhi oleh sisi suplai. Alhasil, krisis energi pun tidak terelakan.

Lebih lanjut, pernyataan Presiden Jokowi sangat relevan untuk disampaikan dalam forum G20, mengingat organisasi ini merepresentasikan 80 persen kekuatan ekonomi seluruh dunia. Kebijakan strategis yang diambil oleh anggota di dalamnya diyakini bisa memberi dampak luas bagi seluruh negara-negara.

Untuk itu, upaya penciptaan konsensus yang mendukung penyelesaian masalah pandemi COVID-19 menjadi sesuatu yang diharapkan.