JAKARTA - Anak usaha PT Bank Muamalat Indonesia, yakni Muamalat Institute, disebutkan telah mencapai kesepakatan kerja dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terkait dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang industri keuangan syariah.
Executive Director of Muamalat Institute Anton Hendrianto mengatakan langkah ini merupakan bentuk dukungan perusahaan kepada perguruan tinggi dalam menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten serta sesuai dengan kebutuhan industri di lapangan.
“Sinergi yang dibangun ini menyasar para mahasiswa yang diharapkan setelah lulus dapat langsung terserap di industri keuangan syariah dengan kompetensi yang mumpuni,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Rabu, 9 Februari.
Menurut Anton, pihaknya berkomitmen untuk memberikan materi yang selaras dengan proyeksi World Economic Forum, dimana setidaknya ada 10 kemampuan utama yang harus dikuasai untuk bisa sukses di industri keuangan syariah dan juga industri halal.
“Kita tahu semua jika tantangan di sektor ini terus berkembang. Oleh karena itu diperlukan upaya cepat untuk bisa menyesuaikan dengan dinamika yang terjadi. Insyaallah, adik-adik mahasiswa nanti bisa terserap di dunia kerja yang halal,” tuturnya.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Program Studi Ekonomi Syariah UMY Khumaedi Khamid mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Muamlat Grup. Pasalnya, sebagai lembaga perbankan syariah pertama di Indonesia, Muamalat memiliki jam terbang serta pengalaman yang berharga dalam mengelola perekonomian sesuai dengan prinsip-prinsip Islami.
“Kami ingin mahasiswa kami memiliki kualitas SDM yang unggul, kompeten, serta terampil dalam mengelola aktivitas perbankan syariah secara efektif dan siap berkiprah pada industri syariah secara luas,” katanya.
Khumaedi menambahkan, pendalaman materi disertai praktik langsung di lapangan memberikan gambaran seutuhnya bagi mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari kampus.
“Mahasiswa perlu memahami konsep perbankan syariah dengan terjun langsung secara teknis di lapangan, sehingga nantinya mampu menjawab kebutuhan dunia kerja,” ucap dia.
“Dorongan dan motivasi dalam bentuk kegiatan terpadu secara berkelanjutan diharapkan mampu membentuk kultur positif. Kebutuhan terhadap pengenalan dan simulasi kerja secara utuh memberikan gambaran bagaimana tujuan pendidikan yang sebenarnya,” tutup Khumaedi.