JAKARTA - Pandemi telah memukul seluruh sektor tak terkecuali para pengusaha kecil atau UMKM. Bahkan banyak dari pelaku UMKM yang harus gulung tikar karena tak mampu bertahan dengan kondisi sulit.
Namun, adanya teknologi mampu memberikan jawaban atas kesulitan yang kerap didapati oleh pelaku usaha kecil. Tak hanya dalam negeri, kini pelaku UMKM bisa memasarkan produk mereka ke luar negeri.
Untuk mendorong UMKM masuk ke pasar global, SellerUp Academy menggandeng Persatuan UMKM Indonesia (Perumkmindo). Harapannya, para pelaku UMKM akan mendapatkan informasi mengenai pasar di luar negeri, membuka akun di marketplace global hingga mengirim barang untuk sampai di pasar tujuan.
"Perumkmindo memiliki 1 juta UMKM, data data itu yang nantinya kita manfaatkan untuk dicari mana saja produk UMKM yang berpotensi untuk tembus pasar ekspor," ujar CEO SellerUp Academy Christina Yaori usai penandatanganan kerjasama SellerUp Accademy dengan Perumkmindo di Jakarta, Rabu 2 Februari.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya tak membatasi UMKM yang berada di bawah Perumkmindo untuk masuk pasar global.
"Namun kita mulai dari 1000 UMKM,” katanya.
Selain itu, Christina juga memberi saran bagi UMKM agar bisa memberikan kualitas yang baik, kemasan yang menarik hingga kontuinitas dalam produksi dan produknya.
Atas kerja sama ini, SellerUp Academy akan memberikan pendampingan kepada UMKM untuk mampu melakukan ekspansi pasar ke marketplace luar negeri, salah satunya Amazon. Tak hanya itu, SellerUP Academy juga akan memfasilitasi pemasaran produk UMKM ke marketplace internasional, standarisasi internasional bagi UMKM, pelatihan UMKM ekspor, sistem informasi ekspor, pameran berskala internasional, serta kerja sama peningkatan ekspor lainnya.
BACA JUGA:
Fakta menunjukkan bahwa UMKM masih sulit menembus pasar ekspor karena berbagai kendala, di antaranya kendala pemasaran, logistik, pengetahuan mengenai ekspor ke luar negeri, dan sebagainya. Mengutip dari laman Kementerian Koperasi dan UKM, 86 persem pelaku ekspor adalah usaha besar. Kontribusi UMKM sendiri terhadap ekspor masih terbilang rendah, yaitu 14,37%, masih tertinggal dari negara-negara APEC yang bahkan dapat mencapai 35 persen.
Ketua Umum Perumkmindo Arifin Ibrahim menyampaikan melalui kolaborasi ini diharapkan bisa menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi UMKM terkait akses pemasaran ke luar negeri, peningkatan kapasitas dan mutu produk, standarisasi dan sertifikasi, perizinan, perlindungan kekayaan intelektual, serta penguatan jejaring dan teknologi.