Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu akan dilakukannya pemadaman listrik karena terjadi krisis batu bara. Rida menjamin persediaan pasokan batu bara untuk 17 PLTU sudah membaik dan menargetkan hingga akhir Januari nanti semua PLTU memiliki memenuhi standar minimal 20 hari operasi.

"Dengan begitu, ancaman mati listrik dan pemadaman bergilir sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi," kata Rida dalam konferensi pers Paparan Kinerja secara virtual di Jakarta, Selasa, 18 Januari.

Rida menambahkan, untuk memastikan ketersediaan batu bara selama 20 HOP, PLN dan Minerba terus melakukan pengawasan dan pengawalan dari titik pengiriman batu bara hingga pengangkutan ke dalam kapal tongkang. Hal ini dilakukan agar ketika terjadi keterlambatan pasokan selama 1 hingga 2 hari, PLN dan Kementerian dapat menjalankan plan B untuk menjaga pasokan listrik tetap berjalan.

"Supaya jangan sampai keterlambatan loading mempengaruhi HOP," ujar Rida.

Rida menambahkan, Kementerian ESDM juga menargetkan pada tanggal 31 Januari akan ada beberapa PLTU yang memiliki pasokan batu bara sebanyak 30 HOP.

"Tapi rata-rata di atas 20 HOP, Untuk IPP Jeneponto sudah 15 HOP, selebihnya di atas 20 HOP,"pungkas Rida.

Krisis pasokan batu bara yang terjadi pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 membuat 17 PLTU terancam tidak dapat beroperasi optimal dan berpotensi mengganggu pasokan listrik untuk 10 juta pelanggan.

Oleh karena itu, sepanjang Januari 2022, pemerintah telah mengamankan 16,2 juta ton batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik berkat dukungan produsen batu bara dan asosiasi angkutan logistik.