JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru terkait dengan profil kemiskinan di Indonesia. Dalam laporannya, BPS menyebut jika persentase penduduk miskin nasional berada pada level rata-rata 10,14 persen di Maret 2021 dan turun menjadi 9,71 persen pada September 2021.
Dari informasi yang dilansir terungkap bahwa sejumlah provinsi di Pulau Jawa memiliki karakteristik yang cukup unik.
Namun, satu kesimpulan yang bisa ditarik adalah semua provinsi di bagian barat Pulau Jawa berada pada level di bawah rata-rata kemiskinan nasional nasional. Sementara mulai bagian tengah Pulau Jawa hingga ke timur, kompak berada di atas tingkat kemiskinan nasional.
Sebagai contoh Jawa Tengah. Provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Ganjar Pranowo ini memiliki persentase penduduk miskin sebesar 11,79 persen pada Maret 2021 dan 11,25 persen di September 2021. Angka tersebut jelas berada di batasan rerata nasional yang disebutkan 10,14 persen (Maret 2021) dan 9,71 persen (September 2021).
BACA JUGA:
Pun demikian dengan Jawa Timur dan DI Yogyakarta dengan catatan masing-masing 11,40 persen (Maret 2021) dan 10,59 persen (September 2021), serta 12,80 persen (Maret 2021) dan 11,91 persen (September 2021).
Sementara provinsi mulai Banten hingga Jawa Barat berada pada level di bawah nasional dengan rentang kira-kira 4,67 persen hingga 8,40 persen.
“Garis kemiskinan naik dari Rp472.525 perkapita perbulan pada Maret 2021, menjadi Rp486.168 perkapita perbulan pada September 2021,” kata Kelapa BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Senin, 17 Januari.
Secara menyeluruh, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang, turun 1,04 juta orang terhadap Maret 2021 dan turun 1,05 juta orang terhadap September 2020.