Bagikan:

SAWAHLUNTO - Persentase penduduk miskin di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat pada tahun 2021 ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai terendah di Indonesia.

Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta mengatakan telah menerima laporan dari BPS Sawahlunto. Dalam laporan disebut persentase penduduk miskin di kota itu adalah 2,38 persen.

"Alhamdulillah, BPS telah merilis bahwa secara nasional Sawahlunto terdata sebagai kota dengan persentase penduduk miskin paling rendah. Jadi persentase penduduk miskin di kabupaten/kota lainnya di Indonesia itu berada di atas Sawahlunto," kata Deri Asta dikutip Antara, Rabu, 22 Desember.

Untuk Indeks Kedalaman Kemiskinan di Sawahlunto pada angka 0,33 sementara Indeks Keparahan Kemiskinan pada angka 0,06.

"Keberhasilan mendapatkan persentase penduduk miskin terendah di Indonesia ini merupakan buah dari komitmen Pemkot Sawahlunto dalam menjalankan program-program pengentasan kemiskinan. Juga tidak terlepas dari dukungan semua pihak yang telah bahu-membahu terlibat dalam urusan menangani kemiskinan ini," ujar dia.

Upaya menurunkan angka kemiskinan ini merupakan salah satu fokus Pemkot sehingga masuk dalam prioritas yang sudah diterjemahkan dalam RPJMD.

"Berbagai program pengentasan kemiskinan terus kita lanjutkan, kemudian di 2020 kita menekankan kepada jajaran kepala desa agar mengalokasikan Anggaran Dana Desa (ADD) untuk penanggulangan kemiskinan ini. Tiap desa mengalokasikan minimal untuk 10 KK miskin, dialokasikan bantuan program pemberdayaan ekonomi. Nanti jenis bantuan produktifnya boleh disesuaikan dengan kemampuan penerima bantuan, misalnya bantuan ternak, atau bisa juga pengembangan usaha,” jelas dia.

Wali Kota mengatakan, program tersebut dikontrol langsung oleh Tim Penanggulangan Kemiskinan Kota yang berisi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sawahlunto. pelaksanaan kegiatan/program dapat memberikan perhatian khusus bagi keluarga miskin.

Pemko Sawahlunto, menurutnya menjalankan penanggulangan kemiskinan dengan menyentuh sejumlah bidang, tidak hanya ekonomi namun juga pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Barenlitbangda) Sawahlunto, Lelis Efriyenti,mengatakan program Pemko dalam menyentuh keluarga miskin ini antara lain, pemberian bantuan ekonomi produktif, menggratiskan biaya pengobatan melalui BPJS, beasiswa, bantuan seragam sekolah dan bantuan rehab rumah tidak layak huni.

“Dari segi ekonomi produktif pertanian, ada bantuan ternak ayam, kambing dan itik. Untuk bibit tanaman juga ada sukun, manggis dan pinang. Sementara, bidang industri juga ada bantuan alat tenun, alat pemecah kemiri dan lainnya. Untuk keluarga miskin yang butuh mengembangkan usaha juga difasilitasi dengan bantuan Wirausaha Pemula, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan UPTD Dana Bergulir,” papar dia.

Sedangkan Koordinator Fungsi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kota Sawahlunto, Des Evaria mengatakan dalam mengukur kemiskinan pihaknya menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan di sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

"Pada 2021 ini, BPS menetapkan garis kemiskinan (GK) untuk Kota Sawahlunto adalah masyarakat dengan pengeluaran minimum Rp412.757 per bulan," ujar dia.