Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik Jawa Tengah menyebut ketimpangan pendapatan penduduk di Jateng di bawah pemerintahan Ganjar Pranowo masuk kategori rendah. Hal itu terlihat dari data terbaru BPS yang diluncurkan pada 17 Juli 2023.

Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan berkata gini rasio Jawa Tengah pada Maret 2023 sebesar 0,369 atau naik 0,003 dibandingkan dengan gini rasio pada September 2022.

Dadang berkata gini rasio di perkotaan cenderung naik dari 0,392 pada September 2022 menjadi 0,399 pada Maret 2023.

Sementara itu untuk gini rasio di pedesaan ini cenderung turun yaitu dari 0,326 pada September 2022 menjadi 0,318 pada Maret 2023.

“Ini memberikan gambaran bahwa tingkat kesenjangan pendapatan di pedesaan ini cenderung lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat kesenjangan pendapatan di daerah perkotaan,” ujar Dadang dalam keterangan resmi.

Dadang juga menyampaikan terkait dengan distribusi pendapatan menurut Bank Dunia. Selain gini rasio, indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan penduduk dalam suatu wilayah adalah distribusi pendapatan menurut Bank Dunia.

Berdasarkan data pada Maret 2023, Jateng mencatat persentase pendapatan yang diterima penduduk 40 persen terbawah sebesar 18,74 persen.

“Ini mengandung arti bahwa ketimpangan pendapatan di Jawa Tengah tergolong ketimpangan yang rendah. Jadi ketimpangan yang rendah ini ya jika persentase pendapatan untuk golongan yang terendah ini lebih besar dari 17 persen,” ujar Dadang.

Kemudian, Dadang menyampaikan persentase pendapatan yang diterima 40% penduduk di wilayah perkotaan sebesar 17,35 persen atau masih tergolong ketimpangan yang rendah.

“Demikian juga untuk wilayah pedesaan yang sebesar 20,85 persen juga masih kategori untuk ketimpangan yang rendah,” ujarnya.

Data BPS juga menyebut jumlah penduduk miskin Jateng pada Maret 2023 sebesar 3,79 juta orang atau turun 66,73 ribu orang bila dibandingkan dengan kondisi September 2022 dan turun sebesar 39,94 ribu orang bila dibandingkan dengan Maret 2022.

“Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 menjadi sebesar 10,77 persen atau turun 0,21 persen sama dengan penurunan secara nasional terhadap September 2022 dan turun 0,16 persen poin terhadap Maret 2022,” ujar Dadang.