JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, memerintahkan perusahaan-perusahaan pelat merah untuk melakukan sejumlah upaya dalam mendorong kesejahteraan hidup petani. Salah satunya melalui program agrosolusi, Makmur dari PT Pupuk Indonesia.
Program Makmur merupakan hasil aspirasi dari petani di lapangan. Program ini telah diluncurkan pada Agustus 2021 di Subang, Jawa Barat, yang terus meluas ke berbagai wilayah di Indonesia.
"Setiap turun ke daerah di akhir pakan dan bertemu langsung dengan masyarakat, saya bisa langsung menangkap program apa saja yang tepat untuk diterapkan di masyarakat, begitu juga saat bertemu dengan para petani," kata Erick, dikutip dari akun Instagram pribadinya @erickthohir, Jumat, 17 Desember.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan kebaradaan petani sangat penting bagi ketahanan pangan yang merupakan kebutuhan vital. Menurut Erick, dengan sejahterakan kehidupan petani, BUMN telah satu langkah lebih maju dan dalam mewujudkan Indonesia yang merdeka berdaulat.
"Program Makmur menjadi ekosistem penghubung antara petani dan pihak-pihak yang dapat memberikan pendampingan untuk meningkatkan produktivitas dan penghasilan petani. Petani makmur Indonesia juga makmur," tuturnya.
Karena itu, Erick menilai program Makmur merupakan sebuah terobosan yang dilakukan pemerintah dalam memperbesar pasar para petani.
Tak hanya itu, Erick juga meminta BUMN menggandeng swasta dalam membangun keseimbangan ekonomi di Tanah Air.
"Kami BUMN coba jadi lokomotif. Sama pihak swasta tidak bersaing. Kami sama-sama tidak mau jadi menara gading. Tetapi sudah seyogyanya para petani ini kami pastikan kehidupannya lebih baik. Bismillah program Makmur ini kami coba gulirkan di beberapa daerah," ucapnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir kembali menyentil direksi sejumlah perusahaan pelat merah di sektor pangan. Erick ingin ada keberpihakan kepada kesejahteraan para petani. Sebab, kata dia, makanan yang dinikmati direksi di ruang kerja mereka merupakan hasil keringat para petani.
"Coba kita mulai menggali hati kita, Pak Presiden kemarin turun ke lapangan, bertemu dengan para petani. Sampai kapan para petani kita tidak boleh naik kelas? Padahal yang ada di meja bapak, itu hasil kerja keras saudara-saudara kita yang ada di bawah, yang kita hanya sedang duduk pake AC yang menikmati daripada yang ada di atas meja," ujar Erick, di Jakarta, Rabu, 1 Desember.
Konsolidasi BUMN dalam satu payung Holding Pangan, kata Erick, tidak semata-mata hanya kepentingan bisnis korporasi saja. Namun, bagian dari menjaga keseimbangan antara BUMN dan petani.
Lebih lanjut, Erick mengaku ingin petani dilibatkan sebagai mitra kerja dalam rantai pasok pangan yang digarap perusahaan negara. Tujuannya adalah untuk mengangkat kesejahteraan para petani.
"Keseimbangan, itulah yang saya tekankan kepada Pak Gani (Dirut PTPN III), Pak Arif (Dirut PT RNI) ketika kita konsolidasikan daripada pangan yang ada di BUMN (Holding Pangan)," katanya.