JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Hosea Andreas Runkat mengatakan tak menyangka bahwa kondisi pameran di akhir tahun 2021 jauh lebih baik dari kondisi di 2020. Melihat kondisi ini, ia mengaku optomis bahwa industri MICE (Meetings, incentives, conference, exhibitions) akan kembali pulih di pertengahan tahun 2022.
Namun, kata Andreas, prediksi tersebut harus didukung dengan COVID-19 yang terkendali. Menurut dia, jika pada libur Natal dan Tahun Baru tidak terjadi kenaikan kasus COVID-19, maka prediksi tersebut bisa terwujud.
"Mengenai MICE sendiri, setelah saya melihat di akhir tahun ini. Kalau Januari tidak ada pergerakan, saya sih berharap pertengahan tahun 2022 kita sudah merangkak masuk kepada posisi di 2019," tuturnya dalam konferensi pers, di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat, 10 Desember.
Sekadar informasi, berdasarkan data 'Global Economics Significance Bussiness Event Tahun 2018' oleh Oxford Economics, Indonesia masih berada di peringkat ke-17. Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor ini.
Lebih lanjut, Andreas mengaku agak terkejut bahwa industri MICE bisa menyelengarakan 42 pameran dari 64 pameran di seluruh Indonesia, setelah sebelumnya sempat terhenti karena adanya puncak kasus COVID-19 pada Juni 2021.
BACA JUGA:
"Saya agak surprise dengan kondisi akhir tahun ini. Ini dapat disyukuri alhamdulillah, jadi pamaran bisa berjalan lagi," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Andreas mengatakan bahwa pandemi COVID-19 berdampak signifikan pada industri MICE, sebab industri mengumpulkan massa. Karena itu, selama masa pandemi ini pelaku usaha pameran sama sekali tak bisa berbuat banyak.
"Bagaimana mau pameran kalau kita diminta untuk menjaga jarak satu dengan yang lain. Mengurangi kerumunan dan mengumpulkan masa. Sedangkan aktivitas pameran yang dilakukan selama ini semuanya berhubungan dengan hal-hal yang justru dilarang saat pandemi COVID-19 ini," katanya