Hosea Andreas Runkat Ungkap Problem Terbesar Anggota Asperapi di Masa Pandemi COVID-19
Hosea Andreas Runkat selaku Ketua Umum Asperapi. (Savic Rabos-VOI.ID)

Bagikan:

JAKARTA - Salah satu persoalan krusial yang dihadapi pelaku usaha pameran yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) adalah soal perizinan. Hosea Andreas Runkat selaku Ketua Umum Asperapi tidak meminta banyak hal kepada pemerintah agar usaha yang mereka lakukan bisa berjalan kembali. Salah satu yang diminta adalah relaksasi perizinan.

“Saat pandemi COVID-19 ini orang yang mau ikut pameran itu pertanyaan pertamanya adalah soal izin. Apakah izinnya sudah ada? Ini pameran yang Anda mau gelar diizinkan atau tidak? Soalnya mereka harus mengeluarkan sejumlah ongkos produksi terkait dengan pameran yang akan diikuti. Kalau sudah dipersiapkan ternyata di kemudian hari pamerannya batal, kan ilang duit yang sudah dikeluarkan,” katanya kepada hanya kepada VOI belum lama berselang, saat berbincang santai soal soal peluang pameran di masa Pandemi COVID-19 di kantornya Balai Sidang Jakarta, Jakarta Pusat.

Salah satu kegiatan di Balai Sidang Jakarta yang mematuhi protokol kesehatan. (Dok Jcc)
Salah satu kegiatan di Balai Sidang Jakarta yang mematuhi protokol kesehatan. (Dok Jcc)

Pandemi COVID-19 diakui Andre berdampak signifikan pada jenis usaha MICE (Meetings, incentives, conferencing, exhibitions) yang mereka jalankan selama ini. Menurut Andrea yang menjabat Ketua Umum Asperapi 2019-2022 karena yang mereka lakukan adalah mengumpulkan massa, selama masa pandemi ini pelaku usaha pameran sama sekali tak bisa berbuat banyak.

“Bagaimana mau pameran kalau kita diminta untuk menjaga jarak satu dengan yang lain. Mengurangi kerumunan dan mengumpulkan masa. Sedangkan aktivitas pameran yang dilakukan selama ini semuanya berhubungan dengan hal-hal yang justru dilarang saat pandemi COVID-19 ini,” katanya.

Pameran Virtual

Bagaimana dengan pemeran secara virtual? “Memang ada yang mulai melakukan pameran secara virtual, tapi tetap saja kurang maksimal. Tujuan menghadiri sebuah pameran, mereka tak akan melewatkan kesempatan untuk memegang, mencoba atau menatap barang-barang yang dipamerkan. Tanpa merasakan langsung tentu kurang afdol kan. Itulah kekurangan dari teknologi digital yang sampai kapan pun tak akan tergantikan dengan pameran sesungguhnya,” kata salah seorang pucuk pimpinan di  Balai Sidang Jakarta ini.

Hosea Andreas Runkat selaku Ketua Umum Asperapi. (Savic Rabos-VOI.ID)
Caption

Lalu bagaimana solusinya? Ya menunggu keadaan pandemi COVID-19 ini semakin kondusif lanjut Hosea Andreas Runkat. Ia mengapresiasi langkah vaksinasi yang gencar dilakukan pemerintah untuk mengejar heard immunity di masyarakat. Setelah keadaan melandai dan level PPKM menurun, pebatasan kegiatan masyarakat akan masih longgar. Unjung-ujungnya aktivitas mereka menggelar pameran bisa berjalan kembali.