Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meluncurkan Merah Putih Fund pada bulan depan. Nantinya Merah Putih Fund akan berkaitan dengan investasi di perusahaan rintisan atau startup maupun unicorn asal Indonesia.

"Kami sekarang sedang siapkan Merah Putih Fund, yang akan di-launching oleh Bapak Presiden. Mudah-mudahan di pertentangan Desember," katanya dalam acara Digital Technopreneur Fest & Socio Technopreneur Campus, Jumat, 19 November.

Erick mengatakan tujuan dibentuknya Merah Putih Fund yakni untuk mengembangkan potensi startup dan unicorn asal Indonesia. Sebab, selama ini pendanaanya lebih banyak disutikan oleh investor asing.

Karena itu, Erick Thohir ingin perusahaan-perusahan pelat merah masuk berinvestasi pada startup dan unicorn buatan anak bangsa. Namun, kata dia, harus dibarengi dengan tata kelola investasi yang baik.

"Potensi unicorn-unicorn kita masih sangat besar. Tetapi selama ini kita selalu mengeluh unicorn-unicorn kita investasinya dari asing. Dan kita marah. Padahal, kita sendiri tidak pernah mengintervensi kegiatan digital ini. Karena itu kita me-launching Merah Putih Fund," ucapnya.

Erick menjelaskan, ada tiga standar yang ditetapkan untuk startup atau unicorn untuk bisa mendapatkan pendanaan dari Merah Putih Fund. Syarat tersebut yaitu pendirinya adalah orang Indonesia, perusahannya beroperasi di Indonesia  dan masuk ke pasar modal Indonesia.

"Go public-nya mesti di Indonesia, bukan go pulic di Singapura," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lufti juga menekankan pentingnya peran ekonomi digital bagi perekonomian Indonesia. Saat ini ekonomi Indonesia secara GDP sekitar Rp15.400 triliun atau setara dengan 1,1 triliun dolar AS pada.

Lutfi mengatakan pada 2030, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh sekitar 1,5 kali lipat menjadi Rp24.000 triliun hingga Rp30.000 triliun. Di mana exposure dari ekonomi digital akan tumbuh dari Rp632 triliun menjadi Rp4.531 triliun.

"Porsi ekonomi digital kita akan tumbuh sekitar 800 persen dalam sembilan tahun ke depan dari Rp632 triliun saat ini menjadi sekitar Rp4.500 triliun," kata Lutfi.

Menurut Lutfi, sektor ekonomi digital Indonesia akan diisi oleh tiga subsektor yang memainkan peranan strategis. Pertama, e-commerce yang nilainya akan menjadi sekitar Rp1.900 triliun pada 2030 mendatang.

Kedua, teknologi pendidikan (edutech) yang nilainya diproyeksi tembus Rp160 triliun. Kata Lutfi, sektor edutech ini sangat penting untuk membentuk generasi emas Indonesia di masa yang akan datang.

Menurut Lutfi, sektor digital harus mampu meningkatkan taraf pendidikan dan kualifikasi tingkat pendidikan para pekerja di Indonesia.

Sebagai gambaran, kata dia, 25 juta siswa SD diterima tapi yang sampai lulus SMA hanya 10 juta siswa. Sehingga, ada 15 juta yang hilang ditelan emisi.

Terakhir, yakni teknologi digital dalam layanan kesehatan (healthtech) yang nilainya diperkirkaan mencapai Rp476 triliun. Lutfi mengatakan, setiap satu dokter yang lulus saat ini harus menanggung 600 pasien baru.

"Jadi harus ada teknologi yang baik untuk bisa memberikan pelayanan ke angkatan dokter muda kita," ucapnya.