JAKARTA - PT Avia Avian Tbk menyiapkan dana hingga Rp250 miliar untuk membangun pabrik ketiga di Cirebon pada tahun 2022. Perusahaan milik konglomerat Hermanto Tanoko ini menargetkan pabrik tersebut rampung dibangun pada 2025 mendatang.
"Proyek tersebut berpotensi menghabiskan dana hingga Rp750 miliar. Sementara untuk tahun depan, perseroan akan mengeluarkan dana sekitar Rp250 miliar," kata Direktur Keuangan Avia Avian Kurnia Hadi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat 12 November lalu.
Selain itu, kata Kurnia, Avian juga menghabiskan belanja rutin untuk pemeliharaan mesin serta infrastruktur. Adapun alokasinya mencapai 1,7 persen hingga 1,8 persen dari penjualan.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Mei 2021, Avia Avian mencatatkan penjualan neto sebesar Rp2,70 triliun atau naik 32,29 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp2,04 triliun. Sedangkan laba bersih meningkat 101,07 persen menjadi Rp603,46 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp300,12 miliar.
Mengacu pada data tersebut, setidaknya Avian berpotensi membagikan laba bersih minimal Rp300 miliar pada tahun buku 2021.
Berdasarkan prospektus Avian akan melantai di Bursa Efek Indonesia melalui intial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 6,2 miliar saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp10 atau mewakili 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Harga penawaran berkisar Rp780 - Rp930, sehingga produsen cat tembok Avian ini berpotensi mengantongi dana segar sebanyak-banyaknya Rp5,76 triliun.
BACA JUGA:
Sebanyak 54,50 persen dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja. Sekitar 18,20 persen akan disuntikkan melalui penambahan modal ke PT Tirtakencana Tatawarna untuk digunakan sebagai modal kerja.
Sementara sekitar 14 persen akan digunakan Avia Avian untuk belanja modal fasilitas manufaktur ketiga di Cirebon, fasilitas manufaktur eksisting, serta pusat-pusat distribusi.
Adapun, rencana ini akan dieksekusi pada 2022 - 2024. Sekitar 0,20 persen akan digunakan untuk IT infrastruktur, peralatan kantor, dan kendaraan operasional.
Sedangkan 1,5 persen akan digunakan untuk IT infrastruktur, peralatan kantor, dan kendaraan operasional di PT Tirtakencana Tatawarna. Sisanya sekitar 13,30 persen akan digunakan oleh Avia Avian untuk melunasi pokok utang bank perseroan dan entitas anak.