JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah mendivestasikan empat ruas tol hingga September 2021. Perseroan mengaku tidak mengalami kerugian dari pelepasan empat ruas tol pada tahun ini senilai Rp6,8 triliun.
Adapun 4 ruas tol yang telah didivestasi adalah Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (JMKT), Semarang-Batang (JSB), Cinere-Serpong (CSJ) dan Cibitung-Cilincing (CTPPT).
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan divestasi empat ruas tol ini menjadi beban dan berat.
"Dan alhamdulillah sampai bulan September 2021 ini, kami telah melakukan divestasi sebanyak 4 ruas tol," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 4 November.
Meski begitu, Destiawan mengatakan bahwa perseroan tak mengalami kerugian meskipun menjual empat ruas tol tersebut dengan nilai Rp6,8 triliun. Dari proses divestasi ini, perusahaan juga dekonsolidasi utang senilai Rp6 triliun, sedangkan sisanya merupakan margin usaha.
"Kami dapat margin dari divestasi ruas tol, dari empat ruas yang dilepas ini, tidak ada yang rugi. Waskita mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut," jelasnya.
Tak hanya itu, manajemen pun menargetkan melakukan divestasi sejumlah ruas tol hingga akhir tahun ini. Menurut Destiawan, aksi korporasi itu akan mengurangi beban dan meningkatkan kinerja Waskita Karya. Manajemen menargetkan, hingga Desember tahun ini proses transaksi dengan investor sudah terealisasi.
"Kami masih ada ruang dalam waktu 2 bulan ini, karena saat ini masih dalam proses kajian dan kami berharap terjadi transaksi dengan calon investor tersebut terkait, pertama mengurangi beban, dan ini akan meningkatkan kinerja Waskita Karya," katanya.
BACA JUGA:
Secara agregat, ada 13 ruas tol milik WSKT yang akan didivestasikan. Sebelumnya, manajemen menargetkan nilai divestasi mencapai Rp8 triliun. Dari jumlah tersebut yang sudah terealisasikan sebesar Rp4,5 triliun, diluar divestasi ruas tol Cibitung-Cilincing.
Divestasi tol akan berlanjut hingga 2025
Tak hanya itu, WSKT juga akan mendivestasikan seluruh aset jalan tolnya hingga 2025 mendatang. Hal tersebut dilakukan karena pembangunan tol ini menimbulkan beban utang yang besar bagi perusahaan. Utang yang ditimbulkan oleh investasi jalan tol ini setidaknya mencapai Rp53-54 triliun.
Lebih lanjut, Destiawan menjelaskan bahwa divestasi ini menjadi langkah perusahaan untuk dekonsolidasi beban utang yang tinggi tersebut.
"Intinya Waskita terbebani pinjaman investasi jalan tol, jadi dalam gambar kami ruas tol itu harus dilepas untuk kembalikan pinjaman tersebut. Dalam rencana kami memang demikian untuk bisa mengurangi atau selesaikan beban itu, ini yang dalam proses perjalanannya akan kita lihat tapi harapannya terus divestasi," katanya.