Sejarah yang Membuat Rencana Pembukaan Kembali Rindu Alam Patut Didukung
Restoran Rindu Alam

Bagikan:

BOGOR - Rindu Alam rencananya akan dihidupkan kembali. Restoran legendaris yang terletak di Puncak, Bogor ini sebelumnya sempat ditutup pada 2020 lalu karena habis kontrak penggunaannya oleh pihak ketiga. Rencana ini disambut baik. Rindu Alam yang ikonik menyimpan sejarah panjang membanggakan.

Rencana menghidupkan kembali Rindu Alam dicetuskan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan menyambut baik. Momentum tepat untuk membangun kembali daya tarik wisata Puncak. Meski begitu belum jelas bangunan bekas Rindu Alam akan dimanfaatkan sebagai apa.

Yang jelas, kalau Iwan, ia mengusulkan agar nama tempat tersebut tetap Rindu Alam saat nanti kembali dibuka. Alasannya, Rindu Alam di matanya memiliki banyak kenangan manis yang membawa nama Puncak Bogor mendunia. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama bahkan sempat kepincut dengan salah satu menu di Restoran Rindu Alam.

"Dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata, saya atas nama Pemkab Bogor menyambut baik rencana pengembangan kembali rumah makan atau kawasan Rindu Alam. Entah itu jadi tempat wisata kuliner, pusat oleh-oleh atau lainnya," kata Iwan, dikutip Antara.

"Obama pernah ngomong, di Puncak itu ada restoran Rindu Alam. Itu kan jadi mendunia ... Rindu Alam jangan dihapus namanya. Daripada sekarang sayang jadi bangunan kosong enggak terurus. Rindu Alam itu punya histori. Ikon Puncak juga. Jadi tempat destinasi wisata sejarah juga bisa."

"Sekarang pun walau sudah tutup tapi tetap saja jadi tempat nongkrong. Makanya saya setuju kalau pemprov kolaborasi dengan Pemkab Bogor untuk pengembangan kembali tempat wisata Rindu Alam ini. Mungkin konsepnya juga bisa lain dari sebelumnya. Yang penting diaktifkan untuk kembali menjadi destinasi wisata."

Sejarah Rindu Alam

Rasa senang dan bahagia menyelimuti naturalis Alfred Russel Wallace ketika pertama kali menginjakkan kaki di Bogor (Buitenzorg). Seperti yang ditulis dalam bukunya yang berjudul The Malay Archipelago (1869): Bagi orang yang telah lama tinggal di daerah yang lebih panas, Buitenzorg menjadi daerah yang nyaman, udaranya selalu segar dan menyenangkan.

Benar saja. Hal itu masih diamini sampai hari ini. Apalagi saat kunjungan diarahkan ke daerah Puncak, Bogor, Jawa Barat. Tempat tersebut sudah tentu membuat mereka yang berkunjung akan mendapatkan suasana nyaman dalam menikmati udara segar sekaligus menyenangkan.

Namun Puncak tak melulu menawarkan hal itu. Sebab, bagi beberapa orang, berjalan ke Puncak senantiasa mampu memutar waktu untuk bernostalgia akan banyak hal, salah satunya kerindu mengunjungi restoran legendaris Rindu Alam.

Hal yang pasti, bukan tanpa alasan Rindu Alam menjadi top of mind masyarakat ketika ke Puncak. Selain restoran ini sebagai tempat makan tertua di puncak yang dibangun pada tahun 1980. Tawaran rasa dari masakan yang sajikan setara bintang lima serta suasananya yang sejuk dan nyaman, menjadikan restoran ini selalu melekat di hati para pelancong.Restoran Rindu Alam 

Terkenal sedari dulu

Jika ditelusuri, sejak pertama kali beroperasi pada tahun 1980-an hingga awal 2000-an adalah masa di mana Rindu Alam sedang jaya-jayanya. Itu berkat masyarakat umum yang ingin berlibur ke Bandung, Jawa Barat, pasti melintasi kawasan Puncak dan singgah di restoran ini. Karenanya, Rindu Alam tak pernah sepi pengunjung, baik dari pengunjung lokal maupun mancanegara.

Sampai-sampai, beberapa di antara pengunjung banyak yang tidak kebagian kursi untuk mencicipi hidangan makanan di rumah makan milik mantan Panglima Kodam Siliwangi Lethen Ibrahim Adjie. Alasannya, sederhana. Saat itu belum banyak restoran serupa yang menawarkan sensasi makan dengan suasana tenang di ketinggian 1.443 Mpdl, ditambah indahnya perkebunan teh.

Sayangnya, karena makin menjamurnya tempat-tempat makan baru dengan harga bersaing di sepanjang jalur menuju Puncak, ditambah problema klasik seperti kemacetan, membuat Rindu Alam tak seramai dahulu. Walau begitu, tetap saja. Orang yang merindu dengan suasana makan di Rindu Alam tetap datang kembali.

Ada yang beralasan mengenang nostalgia masa lalu, ada yang datang dengan alasan menikmati nikmatnya menu makanan yang disajikan, serta ada pula yang khusus datang bersama keluarga untuk merasakan nyamannya suasana di Rindu Alam.

*Baca Informasi lain soal PARIWISATA atau baca tulisan menarik lain dari Detha Arya Tifada.

BERNAS Lainnya