Bagikan:

JAKARTA - "Wow!" Kita tidak butuh kata lain untuk menggambarkan transfer window klub-klub Eropa di musim panas 21/22. Dramatis. Dinamis. Penuh kejutan. Banyak pula yang macam mimpi karena terjadi dalam waktu singkat, tanpa ditandai rumor. Transfer window ini juga menarik karena gelimang uang berputar di tengah pandemi COVID-19 yang makin destruktif. Mari kita ulas.

Bundesliga Jerman resmi menutup transfer window pada Selasa, 31 Agustus, pukul 23.00 WIB. Bursa transfer pemain Serie A Italia ditutup 1 September, pukul 01.00 WIB. Beberapa jam setelahnya, Inggris dan Spanyol sama-sama menutup kegiatan belanja pemain pada 05.00 WIB. Setidaknya ada tiga kejutan besar terjadi di detik akhir transfer window.

Kami sebut ini kejutan karena terjadi dalam waktu cenderung singkat dan tak pernah benar-benar terprediksi akan kejadian. Antoine Griezmann, misalnya, yang kembali ke klub lamanya Atletico Madrid dari Barcelona. Memang, kabar kepulangan Griezmann ke skuad Diego Simeone sempat mengemuka pasca Euro 2020. Konon Griezmann akan ditukar dengan Saul Niguez.

Namun Simeone sendiri yang mementahkan kabar itu. Saat dikonfirmasi media, Simeone justru mengucap doanya untuk kesuksesan Griezmann di Barcelona. Banyak analis menyebut kepulangan Griezmann sebagai efek dari suksesnya transfer Saul ke Chelsea. H-1 sebelum penutupan transfer window, Atletico memblokir transfer Saul. Kepulangan Griezmann makin jauh.

Tapi Chelsea yang ngotot akhirnya berhasil menyelesaikan kesepakatan meminjam Saul dengan mahar 5 juta euro, dengan opsi pembelian 40 juta euro pada 2022. Kepindahan Saul membuka kembali peluang transfer Griezmann. Seperti Saul, Griezmann juga berstatus pinjaman selama semusim, dengan opsi permanen di akhir liga.

Transfer dua pemain ini menimbulkan efek domino. Barcelona mendatangkan Luuk De Jong dari Sevilla untuk mengisi lini depan yang ditinggalkan Griezmann. Transfer ini mengejutkan. Striker Belanda tak pernah sekalipun dikaitkan dengan Barcelona. Tapi transfer De Jong nampaknya akan memuaskan manajer, Ronald Koeman. "If it ain't Dutch, it ain't much," begitu kata fans Barca.

Transfer dramatis

Menjauh dari deadline day, kejutan besar lain lebih dulu terjadi. Melibatkan dua nama pesepak bola terbesar saat ini, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Messi akhirnya pergi dari Barcelona setelah 17 tahun berkarier bersama tim senior. Ia berlabuh di Paris Saint Germain (PSG), dengan status bebas transfer usai gagal memperpanjang kontrak bersama La Blaugrana.

Di PSG, Messi menandatangani kontrak hingga Juni 2023, dengan opsi perpanjangan satu tahun. PSG menggaji Messi sebesar 35 juta euro atau sekitar Rp590,2 miliar per musim. Transfer Messi terbilang dramatis. Messi mengalami kegalauan panjang perihal masa depannya di Camp Nou. Jelas, ia mencintai klub yang membesarkannya. Tapi banyak hal yang memberatkan Messi.

Kegalauan Messi di Barcelona telah tercium lama. Sejumlah media mengabarkan niatan Messi pergi memuncak pada Maret 2020, tepatnya saat Barcelona dibantai 2-8 oleh Bayern Munchen di Liga Champions. Hal lain yang membuat Messi tak betah adalah konflik internalnya dengan Presiden Klub Josep Maria Bartomeu. Pada akhirnya kegalauan Messi soal Bartomeu selesai.

Bartomeu mengundurkan diri dari klub. Namun membaiknya situasi itu tak berarti kejelasan bagi masa depan Messi. Barcelona gagal memperpanjang kontrak Messi karena masalah struktural dan finansial menyangkut aturan La Liga Spanyol. Lewat situs resminya klub mengumumkan persoalan itu. Messi sendiri mengungkap kesedihannya harus pergi dari klub yang ia cintai.

"Saya memang ingin pergi dulu. Tapi tidak sekarang. Saya tidak mengharapkan ini. Saya sangat sedih harus mengucapkan selamat tinggal," tutur Messi berbicara di hadapan seluruh anggota klub dalam tangisan.

Dari Kota Turin, transfer Cristiano Ronaldo tiba-tiba terjadi. Setelah meminta Juventus untuk menjualnya ke Inggris, sejumlah klub langsung merapat berburu tanda tangan Ronaldo. Bintang Portugal sangat erat dikaitkan dengan Manchester City. Namun transfer itu gagal. Manchester United, klub lama Ronaldo tiba-tiba menikung City. Ada beberapa rumor di belakang ini.

Pertama, City dikabarkan tak bersedia membayar mahar 25 juta euro yang dipatok Juventus. Kedua, pertemuan Ronaldo dengan Sir Alex Ferguson, pelatih yang memboyong Ronaldo ke MU dari Sporting Lisbon pada 2003, ketika usia Sang Striker masih 18 tahun. Rumor lain adalah soal pernyataan ketus manajer City, Pep Guardiola.

Dikutip La Repubblica, Guardiola mengucap pernyataan yang konon menyinggung pihak Ronaldo. Dalam sebuah konferensi pers, Guardiola ditanya soal peran Ronaldo di City nanti dan bagaimana ia akan memperbaiki hubungannya dengan Ronaldo. Keduanya memang tak akur. Berakar ketika Pep menukangi Barcelona dan Ronaldo jadi pemain Real Madrid.

"Kalau Anda (Cristiano Ronaldo) bisa datang, kami akan mencoba bekerja bersama. Tap, saya tak bisa memastikan apa-apa untuk Anda," kata Guardiola, diberitakan La Repubblica.

 

Bagaimanapun Ronaldo kini telah pulang ke Old Trafford. Di MU Ronaldo akan bekerja sama dengan kompatriotnya, Bruno Fernandez dan mantan rekan setimnya di Real Madrid, Raphael Varane, yang juga menjalani debut di musim ini. Banyak analis memprediksi masa depan cerah Ronaldo di MU. Di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer, Ronaldo diyakini bisa raih banyak trofi.

Gelimang uang di transfer window 21/22

Belum ada laporan resmi mengenai total uang yang dihabiskan klub-klub Eropa dalam transfer window musim panas 21/22. Yang jelas Arsenal jadi klub yang mengeluarkan uang paling banyak untuk belanja pemain. Arsenal menghabiskan 165,6 juta euro untuk mendatangkan Ben White (Brighton), Nuno Tavarez (Benfica), Sambi Lokonga (Anderlecht), Martin Odegaard (Madrid), Aaron Ramsdale (Sheffield United), dan Takehiro Tomiyatsu (Bologna). Tujuh pemain dilepas The Gunners.

 

Setelah Arsenal, ada MU yang menghabiskan 140 juta euro, City (127,5 juta euro), Chelsea (120 euro juta), RB Leipzig (107,62 juta euro), Aston Villa (105,60 WIB), AS Roma (97,75 juta euro), Rennes (97,50 juta euro), Paris Saint-Germain (76 juta euro), dan Crystal Palace (73,44 Juta euro). Sepuluh daftar klub pengeluaran tertinggi didominasi oleh klub Inggris. Pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana menyebut ini bukti keberdayaan finansial klub Inggris.

 

"Banyak kejutan. Sampai hari terakhir transfer yang tidak diperkirakan terjadi. Tapi tidak merata. Serie A tidak beli banyak pemain. Madrid dan Barca tidak. Prancis beli pemain murmer (murah meriah) semua. Ini sebuah bukti bahwa klub kaya tambah hebat. Terutama Inggris. Dan klub lain artinya harus lebih putar otak lagi."

 

"Dan ini wajar. Income TV rights (klub) Inggris nomor 20 lebih besar dari (klub) nomor satu Italia. (Klub nomor 20 Liga Inggris) lebih besar daripada satu divisi liga di Belanda. Divisi utama, Eredivisie. Belum income yang lain. Sponsorship. Jadi sangat wajar jika Inggris jauh lebih mapan," kata Justinus alias Coach Justin kepada VOI, Rabu, 1 September.

 

Transfer Ben White ke Arsenal (Instagram/@arsenal)
 

Transfer window musim panas juga menunjukkan bagaimana pandemi mendorong banyak klub menyiasati transfer. Soal bagaimana Barcelona merekrut Sergio Aguero, Eric Garcia, hingga Memphis Depay dengan status bebas transfer, misalnya. Atau bagaimana MU mencicil Ronaldo dan opsi peminjaman dengan klausul permanen yang diterapkan banyak klub lain.

 

"Kalau lo lihat banyak pemain yang free transfer. Ini pandemi klub harus lebih smart. Biasanya loan dulu. Tahun depan kalau semua udah dirasa normal mereka baru buying," kata Coach Justin.

 

Jendela transfer ini juga menunjukkan kecermatan klub menyusun strategi transfer begitu krusial. Beberapa klub menunjukkan smart move. Di antaranya bagaimana Chelsea mendatangkan Romelu Lukaku dan Saul Niguez. Atau ketika MU 'menyalip' City dalam perekrutan Ronaldo.

 

"Smart move itu dalam arti klub membeli pemain sesuai kebutuhan tim. MU juga smart tapi agak kurang pas Sancho. Arsenal datengin Lokonga sama Odegaard itu smart. Sementara Ramsdale dan Ben White itu masih tanda tanya. Dan yang Jepang baru ini gue belum pernah liat dia main."

 

Lebih lanjut Coach Justin menyoroti kegagalan transfer Kylian Mbappe ke Madrid. Menurutnya PSG telah terang-terangan menunjukkan arogansi dari kekuatan uangnya. "PSG ini harusnya menjual pemain dengan 180 juta (euro). 200 juta (euro) tidak mereka terima."

 

"Jadi dipertanggungjawabkan financial fairplay. Mereka bisa bilang Messi, Wijnaldum, dan lain-lain itu gratis. Tapi gajinya berapa ratus juta coba. Mereka menunjukkan very powerful dengan gajinya. Itu kan pelecehan terhadap UEFA, terutama. 'Gue enggak peduli dengan financial fairplay.'"

 

"Maka dari itu gue harap PSG enggak juara Champions League supaya terbukti uang bukan segalanya di sepak bola."

 

*Ikuti Informasi lain soal SEPAK BOLA atau baca tulisan menarik lain dari Riki Noviana dan Yudhistira Mahabharata.

BERNAS Lainnya