Jejak Habitat Dinosaurus dan Wilayah Paling Berbahaya dalam Sejarah Bumi
Ilustrasi tyrannosaurus (Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah penelitian mengungkap tabir baru tentang sebuah lokasi di tepi Gurun Sahara, tepatnya di wilayah Maroko Timur. Wilayah itu diidentifikasi sebagai lokasi paling berbahaya dalam sejarah bumi.

Dahulu, di wilayah itu ditemukan sebuah bongkahan batu kapur yang diduga sebagai jejak peninggalan dinosaurus. Diwartakan Science Alert, sebuah tempat yang diberi nama Kem Kem Group itu ditengarai merepresentasikan tempat yang paling berbahaya pada kehidupan prasejarah Bumi.

Pasalnya, tempat itu dihuni oleh banyak karnivora berbadan besar, sebagaimana dibuktikan dalam penemuan-penemuan fosil di sana. "Ini bisa dibilang tempat paling berbahaya dalam sejarah bumi, tempat di mana (apa bila ada) para penjelajah waktu tidak akan bisa bertahan lama," kata pakar paleontologi dari Universitas Detroit Mercy, Nizar Ibrahim.

Studi terbaru yang dihelat Ibrahim dan tim meninjau timbunan fosil yang bersumber dari apa yang disebut dengan "Tempat Tidur Kem Kem", yakni bongkahan fosil kuno yang terletak di perbatasan Maroko-Aljazair.

Keberadaan situs ini sudah lama diketahui banyak banyak orang. Bukan hanya ilmuwan, namun juga oleh mereka yang memburu fosil untuk diperdagangkan seperti fosil dinosaurus kuno, reptil dan makhluk lain yang dijarah dan telah tersebar ke seluruh dunia dalam koleksi pribadi.

Tersebarnya fosil tersebut membuat ilmuwan kesulitan memberikan tinjauan umum tentang seperti apa sebenarnya Kem Kem Group itu pada zaman prasejarah. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian yang mengunjungi langsung ke tempat fosil-fosil yang terpencar di beberapa benua itu, Ibrahim dan tim berhasil mengungkap sebuah penemuan komprehensif baru. 

"Ini adalah karya paling komprehensif tentang fosil vertebrata dari Sahara dalam hampir seabad sejak ahli paleontologi Jerman yang terkenal Ernst Freiherr Stromer von Reichenbach menerbitkan karya besar terakhirnya pada 1936," kata salah satu anggota tim peneliti lain dari Universitas Portsmouth, David Martill. 

Penelitian itu kata Ibrahim membuka jendela ke era dinosaurus di Afrika. Ia berpendapat bahwa Kem Kem Group sebenarnya mencakup dua formasi situs fosil besar yang berbeda, yakni yang disebut Gara Sabaa di bagian bawah dan Douira pada bagian atas. 

Kedua formasi tersebut menunjukkan fosil-fosil dinosaurus dan pterosaurus, selain buaya kuno, kura-kura, sisa-sisa ikan, ditambah berbagai hewan invertebrata, dan tumbuhan. Sebelumnya di Kem Kem Group menandakan adanya empat jenis Theropod --keluarga dinosaurus-- yang berbeda diantaranya Abelisaurid, Spinosaurus aegyptiacus, Carcharodontosaurus saharicus, dan Deltadromeus agilis.

Sedangkan, diperkirakan hanya ada satu atau dua tubuh predator berbadan besar yang akan ditemukan. Namun penelitian terbaru ini berhasil mengungkapkan lebih banyak bagian-bagian yang hilang pada Kem Kem. Hasilnya ternyata di sana predator berbadan besar jumlahnya lebih banyak dari yang sudah diungkapkan penelitian sebelumnya.

"Setidaknya ada tiga sampai empat predator berbadan besar yang ada di Kem Kem dan di Gurun Bahariya termasuk predator dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan," seperti tertulis pada penelitian tersebut.

Pada saat yang sama, dinosaurus herbivora tidak terlalu banyak ada di sana, meskipun mereka kemungkinan besar tinggal bersama dengan pemakan daging besar. 

Kendati demikian, masih banyak yang bisa dimakan oleh para predator. Karena sekitar 100 juta tahun yang lalu daerah tersebut merupakan tanjung dan persediaan ikan dan hewan laut di sana berlimpah. Hal ini tentu membuat populasi theropoda terjaga.