Jejak Ekspedisi Pertama Manusia ke Belahan Bumi Paling Utara
Ilustrasi kutub utara (Image by Martin Fuchs from Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Lebih dari satu abad lalu atau pada 1909, penjelajah asal Amerika Serikat Robert Peary berhasil mencapai sisi paling utara Bumi. Misi eksplorasi ini merupakan hal yang tak pernah dibayangkan oleh manusia sebelumnya.

Bersama asistennya, Matthew Henson dan empat orang Eskimo, Robert Peary mencapai titik paling ujung dari geografis Bumi atau ke titik yang selalu di tuju jarum kompas. Lalu ada apa di sana? 

Secara geografis Kutub Utara adalah titik paling utara di planet ini, tempat sumbu Bumi bersinggungan dengan permukaannya. Garis lintangnya 90 derajat utara. Di sana, tak ada zona waktu. 

Seperti dikutip Live Science, kutub itu dikelilingi Samudera Arktik, yang kedalamanannya mencapai 13.400 kaki atau 4.084 meter. Di lapisan atasnya tertutup dengan es setebal 1,8 hingga 3 meter. 

Karena menjadi poros kemiringan Bumi, di Kutub Utara hanya mengalami satu kali matahari terbit dan satu kali matahari terbenam dalam satu tahun. Masing-masing terjadi bulan Maret dan September. Jadi selama musim panas, sepanjang hari selalu ada matahari, sedangkan selama musim dingin, di sana selalu gelap. 

Suhu cuaca di Kutub Utara jelas sangat dingin. Di musim panasnya saja suhunya bisa mencapai 0 celcius. Sementara suhu rata-rata tahunan Kutub Utara yakni minus 40 celcius. Dan orang yang digadang-gadang pertama kali menjamah dan menghirup udara dingin di Kutub Utara yakni Robert Peary. 

Peraian Kutub Utara (Wikimedia Commons)

Seperti dikutip history, Peary adalah seorang insinyur teknik sipil Angkatan Laut AS. Ia melakukan penjelajahan pertamanya ke pedalaman Greenland pada tahun 1886. Pada 1891, Henson seorang pelaut muda Afrika-Amerika, bergabung menjadi asistennya dalam ekspedisi Arktik keduanya. 

Mereka melakukan perjalanan panjang menggunakan kereta anjing ke wilayah timur laut Greenland dan menjelajahi apa yang sekarang dikenal sebagai "Peary Land." Pada 1893, para penjelajah mulai bergerak menuju Kutub Utara, dan pada 1906, pada perjalanannya yang kedua, mereka hampir mencapai garis lintang 88 derajat utara.

Kemudian pada 1908 pasangan ini melakukan perjalanan ke Pulau Ellesmere dengan kapal dan setahun kemudian berhasil mengarungi ratusan mil es untuk mencapai titik di garis lintang 90 derajat utara pada hari ini lebih dari satu abad lalu atau tahun 1909. 

Ada apa di Kutub Utara?

Masih menurut Live Science, penghuni kutub es itu didominasi oleh burung-burung yang sedang ingin bermigrasi dari satu wilayah ke wilayah lain. Misalnya burung salju kecil, fulmar, kittiwake. 

Sementara untuk hewan daratnya yang pernah terlihat ada di daerah Kutub Utara (meski langka) adalah beruang kutub. Selain itu di caribou atau rusa kutub dan musang kutub tidak berani menjelajah sampai ke titik Kutub Utara, meski hidup di wilayah sekitar sana. 

Sedangkan apabila melihat ke bawah es, kita bisa menemukan krustasea atau udang-udangan kecil, anemon laut, dan beberapa spesies ikan, yang paling umum adalah ikan kod arktik. Sementara mamalia luat seperti paus jarang menjelajah sampai Kutub Utara.