JAKARTA - Bakal calon Wali Kota Solo yang diusung oleh DPC PDI Perjuangan Achmad Purnomo mundur dari pencalonan Pilkada 2020. Alasannya, dia merasa tak sampai hati jika harus berkompetisi di tengah pandemi COVID-19.
Pilkada ini rencananya digelar pada 23 September, namun karena ada pandemi ini, jadwalnya digeser jadi 9 Desember mendatang.
"Saya enggak sampai hati kalau di tengah pandemi corona yang belum berakhir kok mengadakan kegiatan kampanye," kata Purnomo di Solo, Jumat, 24 April.
"Karena itu kalau seandainya betul (dilaksanakan) 9 Desember, saya akan mengajukan permohonan untuk mundur dari bakal calon wali kota," imbuhnya sambil menambahkan bakal calon wakilnya Teguh Prakoso juga akan mundur dari pencalonan.
Dia sudah menyampai pengunduran diri ini kepada Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo secara lisan. Rudi, kata dia, sepakat dengan pilihan ini.
Sedangkan untuk surat pengunduran diri secara tertulis akan disampaikan dalam waktu dekat.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto mengatakan, pengurus pusat belum menerima surat pengunduran diri tersebut.
"Kami DPP partai belum menerima pengunduran diri Pak Pur (Achmad Purnomo)," kata Bambang saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 24 April.
Bambang enggan berkomentar ketika disebut Gibran Rakabuming Raka pasti jadi calon wali kota solo dari PDIP, setelah Purnomo mengundurkan diri. Dia memilih menunggu terlebih dulu surat pengunduran diri dari Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa.
BACA JUGA:
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai, pernyataan Purnomo hanya sebuah alasan. Dia menduga, mundurnya Purnomo karena merasa yakin tak dapat surat rekomendasi dari PDI Perjuangan untuk maju di Pilkada 2020.
"Mundurnya Achmad Purnomo itu bisa karena rasa kecewa karena mungkin tak direkomendasikan jadi calon Wali Kota Solo dari PDIP. Kan harusnya dia, Wakil Wali Kota Solo (saat ini) dan kader lama di PDIP. Namun karena ada Gibran, akhirnya Achmad Purnomo tersingkir," kata ujang.
Ketika hal ini terjadi, Ujang menganggap ada yang salah dari sistem pengkaderan partai berlambang banteng ini. Apalagi, Purnomo merupakan kader lama di partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.
Namun, Ujang menilai ada keuntungan dari mundurnya Purnomo. Artinya, PDIP hanya memiliki bakal calon tunggal di Pilkada Solo, yaitu Gibran yang merupakan anak Presiden Joko Widodo.
"Justru PDIP senang jika tak ada penantang Gibran. Karena akan menjadi calon tunggal," tegasnya.
PDIP telah mengumumkan satu calon kepala daerah di tingkat provinsi dan 47 calon pasangan di tingkat kabupaten/kota. Namun, ada beberapa wilayah yang calon kepala daerahnya belum ditetapkan oleh partai ini yaitu Solo, Makassar, dan kabupaten/kota Bali.
Beberapa waktu lalu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan untuk wilayah yang belum diumumkan itu sebenarnya sudah siap untuk disampaikan ke publik siapa saja calon yang mendapatkan surat rekomendasi dari partai. Hanya saja, ketika itu banyak aspirasi yang masuk agar pengumuman untuk wilayah tersebut terutama Kota Solo disampaikan setelah 23 Februari yang lalu.
"Pada dasarnya Kota Solo sudah siap. Tapi, pelaksanaannya sesuai aspirasi, setelah tanggal 23 Februari. Nanti akan bersamaan dengan para calon dari Bali dan juga beberapa wilayah ibu kota provinsi seperti Makassar," ungkap Hasto beberapa waktu lalu.