Pengamat: Solo Contoh Ruang Gelap Proses Rekrutmen Calon Kepala Daerah
Ilustrasi (Foto: Wokandapix from Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus menyayangkan adanya ruang gelap proses rekrutmen bakal calon kepala daerah (cakada) dari partai politik di Pilkada 2020.

Dia mencotohkan, hal itu terjadi dalam pengusungan bakal cakada di Solo, Jawa Tengah oleh PDI Perjuangan. Awalnya, DPC PDIP Solo menggaungkan nama Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo dalam bursa cakada.

Waktu berselang, Purnomo mundur akibat Gibran Rakabuming, anak dari Presiden Joko Widodo, meminta restu kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk masuk dalam pemilihan di Solo. 

"Bicara soal kualitas penyelenggaraan pilkada, ini menjadi sulit ketika ada ruang gelap dalam partai politik yang selama ini diandalkan untuk memastikan kualitas integritas pilkada," kata Lucius dalam diskusi virtual, Jumat, 24 Juli.

"Kita tahu parpol kita saat ini, seperti parpol yang menghasilkan calon-calon yang muncul di Solo. Partai-partai seperti itu membuat harapan kita akan hasil pilkada yang berintegritas itu sudah sejak awal menjadi redup," lanjut dia.

Lucius bilang, fokus publik dalam menghadapi pandemi COVID-19 bisa menjadi kesempatan bagi partai politik untuk bermain-main dalam proses pencalonan.

"Pandemi COVID-19 ini menjadi peluang strategis bagi bertahannya praktik-paraktik busuk jual beli kursi yang dilakukan parpol saat menentukan calon kepala daerah," ucap Lucius.

Padahal, menurut Lucius, tidak semestinya pandemi membuat upaya pemenuhan informasi pencalonan kepala daerah menjadi ditutup-tutupi. Parpol, sebagai penggerak penyelenggaraan pilkada mestinya bisa menyajikan rekam jejak dan potret calon secara utuh ke masyarakat sebagai pemilih.

Jika sudah terjadi seperti ini, maka intervensi pemulihan integritas peserta pilkada yang paling mungkin dilakukan oleh penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu adalah memastikan pemilih bisa dengan bijak memberikan pilihannya pada pilkada nanti

"Upaya-upaya untuk memastikan pendidikan kepada pemilih menjadi lebih baik itu yang bisa memberikan sedikit ruang untuk menumbuhkan optmisme akan munculnya calon-calon berkualitas dari hasil Pilkada 2020," tutur Lucius.