Pemindahan Konser Ed Sheeran dari GBK ke JIS Berarti Mempertaruhkan Kepercayaan Publik
Pamflet (flyer) konser Ed Sheeran yang akan digelar di Jakarta International Stadium (JIS) pada 2 Maret 2024. (Instagram/@pkentertainment)

Bagikan:

JAKARTA – Pemindahan lokasi konser Ed Sheeran di Jakarta menimbulkan polemik. PK Entertainment selaku promotor, memindahkan venue dari rencana awal di Stadion Utama Gelora Bung Karno ke Jakarta Internasional Stadium (JIS) tepat H-14 sebelum konser digelar.

“Lokasi konser untuk Ed Sheeran: + - = ÷ x Tour 2024 di Jakarta yang terjadwal pada tanggal 2 Maret 2024 akan berpindah dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) ke Jakarta International Stadium (JIS),” demikian keterangan yang disampaikan PK Entertainment pada 16 Februari lalu.

Pihak promotor menambahkan, keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan matang dari semua pihak yang terlibat, dengan prioritas utama untuk mendukung pertandingan sepak bola Tim Nasional Indonesia vs Vietnam yang dijadwalkan berlangsung pada 21 Maret 2024 di GBK.

Banyak penonton memprotes keputusan promotor memindahkan venue konser dari GBK ke JIS. Alasannya beragam, mulai dari akses transportasi umum yang kurang memadai hingga pengalaman di konser-konser sebelumnya yang kurang mengenakkan. Apalagi, pihak promotor tidak menyediakan opsi refund atau pengembalian tiket setelah pengumuman tersebut.

Jadi Rebutan Antara Konser dan Timnas

PK Entertainment pertama kali mengumumkan musisi asal Inggris Ed Sheeran akan konser di Jakarta pada 2 Maret 2024 setelah keberhasilan mereka menjual tiker Coldplay atau tepatnya pada 20 Oktober 2023.

Namun dua pekan sebelum konser digelar, pihak promotor secara mendadak mengumumkan bahwa venue dipindah ke JIS. Hal ini mengundang reaksi keras dari mereka yang telah membeli tiket.

“Jika memang pindah ke JIS saya memilih untuk refund saya, karena saya membeli dengan deal lokasi di Istora GBK bukan JIS,” tulis akun @squais_veronica.

Dalam keterangannya, promotor mengatakan pemindahan lokasi karena GBK akan bersiap untuk menggelar pertandingan sepak bola Indonesia melawan Vietnam. Direktur Utama GBK Rakhmadi A Kusumo pun angkat bicara terkait polemik ini.

"Stadion Utama GBK akan menjadi lokasi pertandingan antara Tim Nasional Indonesia dan Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026," kata Rakhmadi dalam keterangan tertulis, Jumat (16/2/2024).

"Kami perlu melakukan persiapan khusus untuk menjaga kondisi venue agar tetap prima," lanjutnya.

Foto udara Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (11/8/2023). (Antara/Galih Pradipta/foc)

Rebutan GBK untuk konser dan pertandingan sepak bola tidak hanya kali ini terjadi. Pada 2015, konser One Direction di Jakarta sempai menuai kontroversi. Boy band asal Inggris itu menyelenggarakan konser perdananya di Jakarta pada 25 Maret 2015.

Waktu tersebut hanya berselang dua hari menjelang gelaran Kualifikasi Piala Asia U-23 Grup H pada 27 Maret sampai 31 Maret. Akibatnya, timnas harus bermain di Stadion Manahan, Solo.

Timnas juga kembali ‘tersingkir’ seusai konser Blackpink selama dua hari di GBK pada 11 dan 12 Maret. Meski terbilang sukses, namun konser grup vokal wanita asal Korea Selatan itu meninggalkan kekecewaan karena kondisi rumput GBK yang rusak dan memprihatinkan.

Puluhan ribu penonton menikmati konser grup band Dewa 19 bertajuk "Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya" di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (4/2) (Antara/Pamela Sakina)

Karea itu, timnas Indonesia harus mengungsi ke Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi pada laga kontra Burundi pada 25 dan 28 Maret 2023.

Di tahun yang sama, konser Coldplay pada 17 November 2023 juga membuat Timnas Indonesia U-17 tak bisa menggunakan GBK sebagai venue Piala Dunia U-17. Akhirnya JIS di Jakarta Utara menjadi satu dari empat stadion yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan, bersama Stadion Gelora Bung Tomo (Jawa Timur), Stadion Si Jalak Harupat (Jawa Barat), dan Stadion Manahan (Jawa Tengah) pada Piala Dunia U-17 yang digelar 10 November hingga 2 Desember.

Merugikan Konsumen

Pemindahan venue konser Ed Sheeran mau tidak mau akan menurunkan tingkat kepercayaan konsumen kepada penyelenggara, PK Entertainment. Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mengatakan keputusan ini jelas merugikan konsumen. Tak hanya itu, menurut Trubus pihak penyelenggara tak bisa tinggal diam demi bisa mengembalikan public trust.

“Ini adalah upaya sengaja untuk merugikan konsumen. Padahal saat awal promonya di GBK tapi justru panitianya sendiri yang inkonsisten,” kata Trubus kepada VOI.

“Promotor seharusnya melakukan beberapa hal sebagai bentuk kompensasi dan tanggung jawab kepada publik, kepada masyarakat, bahkan kepada Ed Sheeran sendiri. Misalnya dengan memberikan potongan harga atau penyediaan kantung-kantung parkir yang memadai,” imbuhnya.

Grup K-Pop BLACKPINK saat konser BLACKPINK World Tour [BORN PINK] hari pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (11/3) malam. (Antara/Suci Nurhaliza)

Sebelum ini, JIS menggelar konser akbar grup band Dewa 19 pada 4 Februari 2023. Selepas konser, terjadi kekacauan seperti kesulitan penonton mendapatkan transportasi publik dan lahan parkir yang terbatas sehingga menimbulkan kritik dari penonton.

Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid mengatakan kekacauan akses keluar usai bubaran konser akbar grup band Dewa 19 di JIS salah satunya juga dipengaruhi oleh kebiasaan penonton di Indonesia.

“Karena orang kita masih terbiasa dengan kendaraan, kalau di luar negeri orang itu terbiasa untuk berjalan lima bahkan tujuh kilometer untuk mencapai venue suatu festival,” ujar Dino, mengutip Antara.

Konser bertajuk Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19 itu ditonton sekitar 70 ribu orang di JIS. Namun, sempat terjadi kekacauan arus lalu lintas usai bubaran konser.

Cuitan protes dan keluhan penonton itu ramai di media sosial X, dengan hanya satu akses pintu keluar, penonton terjebak di area konser dalam hitungan jam karena motor, mobil, shuttle bus, hingga pejalan kaki beradu menjadi satu di jalanan yang sempit.

GBK memang seringkali menjadi rebutan antara penyelenggara konser dan pertandingan sepak bola. Sekarang yang menjadi masalah bukan soal siapa yang lebih pantas menggunakan GBK, tapi ini soal kepercayaan publik terhadap penyelenggara yang secara sepihak memindahkan venue konser.