Bagikan:

JAKARTA – Aktris Tamara Tyasmara tengah berduka setelah putranya, Dante, meninggal dunia dalam usia enam tahun. Dante dikabarkan meninggal karena tenggelam saat berenang.

Dalam pernyataannya baru-baru ini, Tamara sempat mengantar Dante ke kolam renang di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Karena bentrok dengan jadwal syuting, akhirnya Dante dititipkan ke orang dewasa yang ia percaya.

Singkat cerita, Tamara Tyasmara mengaku anaknya sudah dalam kondisi diberikan pertolongan pertama dengan napas buatan ketika ia di perjalanan menjemput putranya.

Aktris Tamara Tyasmara kehilangan putranya, Dante, yang meninggal dunia karena tenggelam di kolam renang. (Instagram/@tamaratyasmara)

"Nggak tahu ceritanya gimana, sudah nyebur, mungkin namanya anak kecil lihat air, nggak sabaran mungkin sudah nyebur kita nggak tahu," ujar Tamara Tyasmara.

Menurut Tamara, Dante bisa berenang dan sudah les berenang sejak usia enam bulan.

Manfaat Renang sejak Dini

Insiden anak tenggelam saat di kolam renang bukan hanya kali ini saja terjadi. Pada 31 Januari 2024 diketahui seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Lumajang, Jawa Timur berinisial MR (18) meninggal dunia diduga karena tenggelam setelah mengikuti ujian praktik renang di Pemandian Alam Selokambang Lumajang.

Kasus meninggal di kolam renang juga terjadi di Kolam Renang Kalitaman, Salatiga, Jawa Tengah. Seorang bocah berusia delapan tahun, DF, mengalami kecelakaan air tenggelam saat berenang.

Berenang merupakan salah satu aktivitas yang disukai banyak orang, termasuk anak-anak. Melansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), selain menyenangkan, berenang bisa memberikan dampak positif untuk jangka panjang.

Dalam sebuah ulasan disampaikan bahwa renang adalah salah satu cabang olahraga yang bisa diajarkan pada semua umur, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Menurut dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH anak-anak sudah bisa diajarkan berenang bahkan sejak dini.

Kasus kematian akibat tenggelam banyak disebabkan kemampuan yang kurang dalam berenang. (Antara/Diskominfo HSU/Eddy A)

“Ini adalah olahraga pertama yang dianjurkan untuk diajarkan pada si kecil! Ya, berenang,” kata dr. Mesty di akun X @mestyariotedjo.

“AAP bahkan menganjurkan untuk mengajarkan olahraga ini sejak usia satu tahun,” imbuhnya.

Sementara itu, diungkap Kemenkes, anak dapat diajarkan berenang bahkan sejak bayi. Renang merupakan olahraga pertama yang aman yang diperkenalkan pada bayi karena sejak di dalam rahim, bayi sudah berenang dalam air ketuban sehingga sudah menjadi kebiasaan bayi.

Kemampuan motorik bayi yang melakukan terapi berenang juga akan berkembang lebih pesat dibandingkan bayi yang hanya bermain di lantai. Itu karena saat berenang dalam air efek gravitasi sangat rendah sehingga memungkinkan bayi bergerak lebih banyak dan semua otot pun dapat bekerja maksimal.

Hal senada disampaikan oleh pelatih renang profesional kebangsaan Australia, yang mengungkapkan bahwa mengajarkan anak berenang sejak dini berguna untuk perkembangan dan pertumbuhan anak.

Berenang memiliki banyak manfaat pada bayi dan ini dibuktikan melalui sejumlah penelitian. Beberapa manfaat berenang pada bayi antara lain merangsang gerak motorik bayi.

“Dengan bermain air, otot-otot bayi akan berkembang dengan sangat baik, persendian tumbuh secara optimal, pertumbuhan badan meningkat dan tubuh pun menjadi lentur,” dikutip Kemenkes.

Selain itu, bayi yang dilatih berenang akan memiliki keseimbangan tubuh yang lebih baik. Berenang juga mampu mengasah kemandirian, keberanian, dan kepercayaan diri bayi. Di sisi lain, berenang dapat meningkatkan kecerdasan berpikir dan konsentrasi.

Angka Kematian Tinggi

Dokter Mesty menambahkan, latihan berenang sejak dini dinilai sebagai bentuk tindakan pencegahaan kecelakaan di kolam renang.

“Kecelakaan ini adalah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak pada kelompok usia 1-24 tahun. Bahkan WHO bilang, setiap 90 detik ada satu orang meninggal karena tenggelam,” tulis dr. Mesty.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 2,5 juta orang di dunia meninggal dunia karena tenggelam dalam satu dekade terakhir. Mayoritas kematian tersebut, yaitu sebesar 90 persen, terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

Secara global, angka tenggelam tertinggi terjadi pada anak usia satu sampai empat tahun, diikuti oleh anak usia lima hingga sembilan tahun.

Enam rekomendasi WHO untuk mencegah risiko tenggelam. (WHO)

Dalam peringatan Hari Pencegahan Tenggelam Sedunia pada Juli 2023, WHO fokus pada peningkatan kesadaran mengenai tenggelam sebagai masalah kesehatan masyarakat. WHO juga mengingatkan masyarakat mengenai peningkatan kesadaran terkait enam intervensi pencegahan tenggelam yang berbasis terbukti dan berbiaya rendah yang dapat digunakan negara dan organisasi untuk mengurangi risiko tenggelam secara drastis.

Keenam intervensi pencegahan tenggelam yang direkomendasikan WHO adalah pelatihan upaya penyelamatan, mengatur dan menegakkan peraturan berperahu dan pelayaran yang aman, meningkatkan manajemen risiko banjir secara lokal dan nasional, memasang pagar pengaman ke akses air, menyediakan tempat aman yang jauh dari kolam untuk anak usia prasekolah dan ditemani orang dewasa, serta mengajari anak usia sekolah cara berenang dasar, keamanan di air, dan kemampuan menyelamatkan diri.