3 Sutradara Wanita Buat Rekor Baru di Barisan Nominasi Golden Globe 2021
Regina King (Instagram @itsreginaking)

Bagikan:

JAKARTA - Hollywood Foreign Press Association mengumumkan nominasi lengkap Golden Globe, penghargaan yang diberikan kepada film dan acara televisi yang tayang sepanjang tahun 2020 pada 3 Februari kemarin. Momen ini selalu tidak lepas dari kontroversi dan kejutan.

Salah satunya saat I May Destroy You dari BBC yang tidak mendapat nominasi terlepas dari respons positif yang film ini terima. Warganet membandingkan I May Destroy You dengan Emily in Paris dari Netflix yang meraih dua nominasi. Baru-baru ini, penulis serial Emily in Paris juga menyatakan I May Destroy You lebih layak mendapatkan nominasi.

Ada banyak kejutan yang mewarnai pengumuman nominasi Golden Globe 2021. Dalam nominasi Best Director - Motion Picture, ada tiga sutradara perempuan. Ini pertama kalinya sejak 1944, nominasi sutradara terbaik diisi banyak perempuan.

Mereka adalah Regina King dengan One Night in Miami, Chloe Zhao dengan Nomadland, serta Emerald Fennell dengan Promising Young Woman. Di barisan nominasi lainnya ada David Fincher dengan Mank serta Aaron Sorkin dengan The Trial of the Chicago 7.

Emerald Fennell yang mencuri perhatian penonton lewat perannya sebagai Camilla dalam serial The Crown tidak mendapat nominasi untuk aktingnya. Namun, dia mendapat nominasi pertamanya sebagai sutradara. Sutradara Chloe Zhao menjadi perempuan Asia pertama yang berkompetisi di nominasi Best Director berkat Nomadland.

Tahun 2021 menjadi tahun yang mengejutkan bagi para sineas perempuan. Sutradara perempuan terakhir yang mendapat nominasi adalah Ava DuVernay untuk film Selma tahun 2014, sedangkan satu-satunya sutradara perempuan yang pernah memenangkan kategori ini adalah Barbra Streisand untuk film Yentl di tahun 1984.

Melalui karya mereka, para sutradara dapat menyampaikan film dengan gagasan sosial atau memotret kehidupan melalui ceritanya. Kelima film ini memperoleh kritik yang baik sehingga terlepas apapun gendernya, karya mereka layak untuk bersanding di acara prestisius seperti ini.

Sindiran Keras Natalie Portman

Beberapa tahun lalu, Golden Globe mendapat julukan penghargaan misoginis. Pasalnya, mereka selalu menaruh satu nama sutradara perempuan di barisan nominasi sutradara.

Pada perayaan tahun 2018, Golden Globe tidak menaruh sutradara perempuan di nominasi Best Director. Aktris Natalie Portman yang membacakan nominasi dan pemenang berkata, “Berikut adalah nominasi yang semuanya laki-laki.”

Di tengah kesadaran industri akan kampanye #MeToo, Golden Globe tidak menyadari bahwa sutradara perempuan memiliki kualitas yang sama dengan sutradara laki-laki. Diketahui saat itu Portman menyindir sutradara Greta Gerwig yang tidak mendapat nominasi Best Director dengan karyanya Lady Bird.

Singkat namun sindiran yang disampaikan Portman nyata adanya. Sutradara laki-laki memiliki banyak kesempatan dibandingkan sutradara perempuan.

Mengutip TIME, sebuah penelitian yang dilakukan Celluloid Ceiling Study dari San Diego State University, hanya 18 persen perempuan yang terdiri dari sutradara, penulis, produser, editor bekerja untuk 250 film dengan penghasilan terbanyak di tahun 2017. Persentase ini meningkat satu persen setelah sejak tahun 1998.

Banyak pihak yang masih menganggap sutradara perempuan tidak memiliki pengalaman dan keahlian seperti sutradara laki-laki. Padahal kebanyakan dari sutradara perempuan tidak hanya mengarahkan tetapi juga menulis serta menjadi sinematografer dari film yang mereka buat.

Lingkaran Rasisme

Di samping pujian karena tiga sutradara wanita, pihak HFPA juga dikritik karena tidak memberi apresiasi terhadap karya orang berkulit hitam atau non kulit putih. Serial televisi seperti I May Destroy You, The Good Lord Bird, dan Bridgerton memiliki penceritaan yang berkaitan dengan rasisme dan gender tetapi tidak ada satupun yang mengantongi nominasi.

Begitu juga di kategori film yakni Ma Rainey’s Black Bottom, Judas and the Black Messiah, One Night in Miami, dan Da 5 Bloods. Tidak ada satu pun film tentang berkulit hitam ini yang mendapat nominasi di barisan nominasi utama.

Namun di kategori individual, banyak aktor berkulit hitam yang mendapat pengakuan. Mendiang Chadwick Boseman mendapat nominasi untuk penampilan ciamiknya dalam Ma Rainey’s Black Bottom. Ada juga Daniel Kaluuya untuk film Judas and the Black Messiah, Leslie Odom Jr. untuk film One Night in Miami, Viola Davis untuk Ma Rainey’s Black Bottom.

Namun, ‘kekalahan’ I May Destroy You menjadi kekecewaan besar masyarakat terhadap HFPA. Serial yang dibuat dan ditulis oleh Michaela Coel ini tidak mendapat satupun tempat di jajaran nominasi.

“Terkadang rasisme hanyalah satu-satunya penjelasan,” kata sutradara Honey Boy, Alma Har’el mengenai tidak ada nominasi untuk I May Destroy You.

Small Axe dari BBC menjadi satu-satunya serial bertema kulit hitam yang mendapat nominasi. Pemeran utamanya John Boyega juga memperoleh nominasi untuk penampilannya.

Menilik sejumlah masalah yang ada di barisan nominasinya memperlihatkan HFPA yang masih belum bisa memberi apresiasi seimbang. Meskipun semua nominasi menyajikan kualitas, seharusnya HFPA menyadari bahwa tidak hanya orang berkulit putih yang layak mendapatkan nominasi.

Apalagi saat ini, kampanye Black Lives Matter sangat berkembang besar di seluruh dunia. Salah satu aspek yang menjadi bahan pembelajaran adalah film dan serial yang menceritakan kehidupan orang berkulit hitam.

Acara penganugerahan Golden Globe 2021 akan diadakan secara virtual pada Minggu, 28 Februari. Tina Fey dan Amy Poehler akan menjadi presenter acara ini. Mereka akan mengumumkan para pemenang dari dua tempat berbeda.