JAKARTA - Penelitian terbaru dari Cardiff University menyatakan obat kumur dapat membunuh virus corona baru penyebab COVID-19 dalam 30 detik. Namun penelitian tersebut masih ditentang oleh banyak ahli kesehatan lain.
Dalam teranyar itu menyimpulkan berkumur dengan cairan yang memiliki kandungan minimal 0,07 persen cetylpyridinium chloride (CPC) dapat mematikan virus. Senyawa itu dikenal berkhasiat untuk membantu mencegah radang gusi dan penumpukan plak.
Selama ini, CPC dikenal bisa melawan bakteri serta mengobati sakit tenggorokan dan mengurangi atau mencegah infeksi. Namun bila untuk membunuh virus corona baru, hal itu masih menjadi perdebatan.
Ahli lain mengatakan bahwa obat kumur tidak mungkin menjadi solusi untuk pandemi COVID-19. Pasalnya, memang banyak hal yang dapat membunuh virus saat bersentuhan, namun hal itu tak akan menghentikan sumber virus.
"Ya. Ada beberapa data di luar sana, saya tidak mengatakan itu adalah data yang bagus, bahwa zat pengisi kosong itu menonaktifkan atau menghambat replikasi virus corona," kata Dr. Graham Snyder, profesor di Divisi Penyakit Menular. di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.
Mengutip CNN, Rabu 18 November, alkohol, klorheksidin, hidrogen peroksida, dan berbagai senyawa lainnya dapat membunuh virus saat kontak atau segera setelahnya. Tetapi tidak ada penelitian yang baru-baru ini dirilis yang menunjukkan bahwa zat-zat tersebut dapat mengurangi risiko tertular atau menularkan virus, kata Snyder.
"Anda tidak bisa mensterilkan mulut Anda. Saat kita mengembuskan napas, batuk, bersin atau apa pun, virus bisa saja berasal dari tempat-tempat itu," kata Snyder.
Di dalam tubuh manusia, virus terus berkembang biak di saluran pernapasan bagian atas, di hidung, sinus, tenggorokan, saluran bronkial, dan paru-paru. "Itu masih ada di hidung Anda, dalam cairan di pita suara Anda, dan di saluran paru-paru Anda," kata Dr. Donald Milton, yang mempelajari penularan virus di University of Maryland.
Membunuh tapi tak mensterilkan
Meskipun menggunakan obat kumur atau sejenis obat kumur secara teori dapat mengurangi jumlah virus atau bakteri di mulut seseorang untuk waktu yang singkat, tidak mungkin mensterilkan mulut manusia. Mikroba apa pun akan tumbuh kembali dalam waktu yang cukup singkat.
"Anda tidak bisa mensterilkan mulut Anda. Itu tidak akan pernah sepenuhnya bebas dari patogen," kata Snyder. "Menggunakan larutan oral ini tidak akan menghentikan proses penyakit secara substansial. Virus akan terus berkembang biak."
Synder menjelaskan hal yang sama berlaku pada sinar ultraviolet. Ia menjelaskan, meski sinar UV dari sumber mana pun seperti matahari atau lampu dapat membunuh virus di permukaan, namun sinar tersebut tak dapat masuk ke dalam tubuh manusia.
Perangkat-perangkat tersebut tak dapat menghentikan lebih banyak virus untuk nantinya kembali menempel dan tidak dapat menghentikan seseorang untuk mengembuskan lebih banyak virus beberapa detik setelah disinar. Begitu juga dengan obat kumur atau disinfektan yang tidak akan banyak membantu melindungi seseorang dari menghirup virus, kata Leana Wen, dokter dan Profesor Tamu Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas George Washington.
“Virus bisa masuk ke sistem pernapasan kita dengan dua cara. Bisa masuk melalui kontak, misalnya menyentuh gagang pintu yang baru disentuh orang lain yang mengidap virus corona, lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata,” kata Wen.
"Itu juga bisa masuk melalui pernapasan, ketika Anda menghirup udara yang sama dengan seseorang yang tertular. Mencuci mulut atau hidung tidak akan mencegah virus untuk masuk," tambahnya.
BACA JUGA:
Obat kumur pembunuh virus corona adalah teori yang lemah. Bahkan Johnson & Johnson, pembuat obat kumur Listerine, telah secara eksplisit memperingatkan konsumen terhadap gagasan tersebut. "Obat kumur Listerine belum diuji terhadap jenis virus corona apa pun," tertulis pada situs perusahaannya.
"Hanya beberapa formulasi obat kumur Listerine yang mengandung alkohol, dan jika ada hanya sekitar 20% alkohol. Obat kumur Listerine tidak dimaksudkan untuk digunakan, juga tidak akan bermanfaat sebagai pembersih tangan atau disinfektan permukaan."