JAKARTA - Video viral soal COVID-19 kembali menyerang masyarakat China viral di media sosial. Video ini pun tersebar lewat pesan berantai aplikasi WhatsApp. Dalam video disebutkan, meski diseranag virus berbahaya ini tidak ada korban meninggal dunia.
Obat seperti rajin meminum air panas 6 kali sehari, susu panas dan teh panas 4 kali sehari hingga menghirup uap panas diebut ampuh menangkal ganasnya virus ini.
"Video tersebut juga menyatakan bahwa jika rajin melakukan kebiasaan tersebut, maka virus Corona yang berada di dalam tubuh akan perlahan-lahan mati," demikian narasi lanjutan dalam video seperti dikutip VOI dari turnbackhoaks, Minggu, 27 Juni.
Benar demikian?
Organisasi kesehatan dunia WHO telah menegaskan tidak ada hasil penelitian yang menemukan bahwa meminum minuman panas dan menghirup uap panas dapat membunuh virus Corona.
Lebih lanjut, hasil penelitian oleh sekelompok peneliti dari Universitas St. Thomas, Minnesota, Amerika Serikat menyatakan bahwa meskipun temperatur tinggi dapat melemahkan partikel virus Corona yang berada di permukaan suatu benda.
"Metode tersebut tidak dapat memberikan hasil yang efektif ketika virus Corona telah masuk ke dalam tubuh manusia," tulis turnbackhoaks.
Video serupa juga pernah beredar pada November 2020 lalu. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Minum Air Panas, Susu Panas, Teh Panas dan Menghirup Uapnya Dapat Membunuh Virus Corona” yang diunggah pada 27 November 2020.
"Dengan demikian, video yang beredar melalui pesan berantai di WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan (misleading content).
"WHO menyatakan bahwa tidak ada hasil penelitian yang menemukan bahwa meminum minuman panas dan menghirup uap panas dapat membunuh virus Corona," tulis turnbackhoaks.
Situs bbc.com misalnya menulis, benar bahwa minuman panas merupakan obat ampuh menenangkan pikiran dikala cuaca yang dingin. Namun satu hal yang tidak bisa dilakukan minuman panas adalah melindungi anda dari COVID-19.
Ada banyak klaim sebaliknya yang beredar luas di media sosial dan di aplikasi perpesanan pribadi – salah satu dari banyak nasihat kesehatan palsu yang dibagikan. Satu klaim bahwa air panas akan cukup untuk melindungi orang dari virus bahkan membuat Unicef mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa itu bukan berasal dari mereka.
“Tidak ada bukti bahwa minuman panas akan melindungi dari infeksi virus,” kata Ron Eccles, seorang ahli penyakit pernapasan di Universitas Cardiff di Inggris dan mantan direktur Common Cold Centre, dikutip dari bbc, Minggu, 27 Juni.
Eccles telah melakukan penelitian di masa lalu tentang efek nyata dari minum cairan panas ketika menderita pilek dan flu.
Dia menemukan bahwa sementara minuman panas dapat meredakan gejala pilek, kemungkinan sebagian karena efeknya pada peningkatan sekresi air liur dan lendir di mulut dan hidung, yang meredakan peradangan.
Tetapi dia juga menyimpulkan bahwa kemungkinan besar ada efek plasebo yang kuat juga terlibat. Minuman panas bagaimanapun tidak menyingkirkan virus yang menyebabkan infeksi di tempat pertama.
"Dalam kasus Sars-CoV-2, virus corona yang menyebabkan penyakit COVID-19, BBC Future telah meneliti bagaimana air minum tidak memberikan perlindungan apa pun terhadap virus corona baru. Virus tidak bisa begitu saja hanyut dengan minum air atau berkumur secara teratur."