Gubernur Sulsel Siap Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin COVID-19 di Sulsel
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah (Instagram nurdin.abdullah)

Bagikan:

MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah menyatakan siap jadi orang pertama yang disuntik vaksin COVID-19 di Sulsel. Vaksin COVID-19 diperkirakan sudah tersedia pada Desember mendatang.

“Iya dong (siap), kita harus memberi contoh. Kalau presiden itu memberikan contoh yang baik, bahwa (suntik) vaksin ini dia lakukan supaya kita terbebas dari virus corona,” kata Nurdin kepada wartawan di Makassar, Rabu, 18 November. 

Tapi Nurdin masih menunggu kepastian waktu dimulainya vaksinasi COVID-19. Pemerintah pusat saat ini tengah mengupayakan agar vaksin tersedia pada Desember untuk mulai disuntikkan. 

"Kita tunggu pemerintah mengumumkan, ketika pemerintah mengumumkan, termasuk jatah masing masing provinsi, kita harus sudah mulai,” sambung Nurdin.

Pemerintah pusat ditegaskan Nurdin sangat serius menangani COVID-19. Karena itu, vaksin COVID-19 menjadi salah satu upaya yang dilakukan guna mencegah penyebaran COVID-19.

“Itu bukti bahwa pemerintah serius ingin menghadirkan vaksin, jangan khawatir, jangan mendengar berita macam-macam, itu sesuatu keyakinan dari pemerintah, makanya kalau sudah ada instruksi, vaksin untuk Sulsel 5 juta misalnya, kita persiapkan untuk vaksin," sambung pria yang akrab disapa Prof NA ini.

Sebelumnya Presiden Jokowi memperkirakan pemberian vaksin COVID-19 dapat dilakukan pada akhir Desember 2020 atau awal Januari 2021, tergantung pada datangnya vaksin dan proses persiapan yang dilakukan di Indonesia.

"Soal vaksin, kita berharap vaksin ini bisa datang pada akhir November ini. Kita berusaha. Kalau tidak bisa, ya datangnya di bulan Desember," kata Presiden Joko Widodo saat melakukan peninjauan ke Puskesmas Tanah Sareal, di Kota Bogor, Jawa Barat, dilansir Antara, Rabu, 18 November.

Jokowi didampingi antara lain, oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Wali Kota Bogor Aria Bima. Menurut Joko Widodo, vaksin itu tiba, baik dalam bentuk vaksin jadi maupun dalam bentuk bahan baku yang akan diolah di Bio Farma Bandung.

Jokowi menegaskan, semua vaksin yang akan digunakan, harus terdaftar dalam daftar vaksin di Lembaga Kesehatan Dunia (WHO). "Ini wajib," katanya.

Vaksin yang dibeli, kata Presiden, dari perusahaan yang mereknya telah terdaftar di WHO. "Saya tidak menyebut mereknya apa, tapi harus ada di dalam list WHO," katanya.

Presiden menjelaskan, setelah vaksin masuk ke Indonesia dan diterima, masih ada tahapan lagi di BP POM, tidak bisa langsung disuntikkan. "Masih diperlukan emergency user, dan tahapan itu memerlukan waktu sekitar tiga minggu," katanya.

Setelah mendapatkan izin dari BP POM, katanya, baru kemudian dilakukan vaksinasi. "Namun, kaidah-kaidah saintifik dan kaidah-kaidah ilmiah ini, juga sudah saya sampaikan. Wajib diikuti," katanya.

Presiden menegaskan,  pelaksanaan vaksinasi COVID-19 ini agar faktor keamanan dan keselamatan masyarakat, betul-betul ditempatkan, paling tinggi.