<i>​Augmented Reality Idol</i>, Ketika Teknologi Ingin Dominasi Industri Musik
Aespa (Twitter @aespa_official)

Bagikan:

JAKARTA - SM Entertainment akan mendebutkan grup terbaru mereka, aespa pada hari ini, Selasa, 17 November 2020. Aespa memiliki konsep perpaduan antara anggota dengan versi virtualnya.

Menggunakan konsep AR atau Augmented Reality, karakter virtual aespa bisa bernyanyi dan berinteraksi layaknya manusia nyata. Bahkan, SM mengatakan, aespa dibentuk khusus untuk online dan offline.

Aespa bukanlah grup pertama yang menggunakan konsep seperti ini. Sebelumnya ada Kyoko Date yang diluncurkan pada 1996 di Jepang dan dilanjutkan dengan penyanyi virtual bernama Adam dari Korea pada 1998.

Penyanyi Adam sudah menelurkan satu album bertajuk Genesis dan sempat melakukan promosi di berbagai panggung musik saat itu.

Hatsune Miku dan K/DA, Virtual Masa Kini

Bagi masyarakat milenial saat ini, sosok Hatsune Miku, avatar yang sudah berkarier sejak tahun 2007 menjadi salah satu idola virtual yang paling digemari. Tidak hanya di Jepang, kepopuleran Hatsune Miku terbang hingga ke mancanegara di mana ia membuka konser Lady Gaga dan berkolaborasi dengan Pharrell Williams.

Mengutip Vulture,  Selasa, di tahun 2014, albumnya terjual lebih dari 40 ribu keping dengan 2,5 juta like di Facebook.

Kemudian ada grup virtual K/DA yang dibuat oleh Riot Games, perusahaan yang membuat gim League of Legends pada tahun 2018. Lagu pertama mereka, Pop/Stars ditonton lebih dari 100 juta kali dalam waktu sebulan setelah perilisan.

Awalnya, grup ini dibentuk untuk mempromosikan gim League of Legends dan menjual skins karakter K/DA. Tetapi seiring bertambahnya penggemar dan kepopuleran, K/DA terus merilis lagu layaknya grup K-pop.

Di Indonesia, teknologi serupa dihadirkan oleh seorang bintang internet bernama Thalasya. Sempat viral di tahun 2018, Thalasya hadir di Instagram dan mengunggah keseharian layaknya manusia. Bahkan, ia sempat membintangi iklan camilan lokal.

AR Idols yang hadir sejak tahun 1990 membuktikan teknologi selalu berkembang seiring zaman. Industri musik juga merasakan perubahan teknologi dengan adanya idola virtual yang mulai bermunculan di era sekarang ini.

Karakter virtual yang menjadi idaman dipadu dengan strategi promosi yang baik akan menghasilkan animo penggemar yang selalu berlipat ganda. Contohnya ada K/DA yang terus berkembang diawali dengan bagian promosi menjadi proyek yang digarap serius dan terus berlanjut. K/DA juga bekerja sama dengan lini busana Louis Vuitton untuk endorsement dalam bentuk pakaian virtual.

Idola Sempurna

Augmented Reality Idols atau AR Idols menciptakan imajinasi akan sosok idola yang sempurna mulai dari pakaian mereka yang modis hingga bentuk grafis wajah yang bisa dipermak setiap waktu. Perusahaan juga mementingkan kualitas vokal yang dilakukan oleh karakter di belakangnya.

K/DA, grup dari League of Legends memiliki suara yang diisi oleh Madison Beer, Jaira Burns, Miyeon dan Soyeon dari (G)I-DLE.

Dari segi produksi, agensi atau perusahaan produksi tidak perlu kebingungan dalam membentuk sebuah grup karena grup virtual tidak melewati masa training seperti idol kebanyakan.

Selain itu, adanya grup virtual seperti aespa atau K/DA bisa menarik penggemar dari sektor yang lebih luas, salah satunya penggemar manga atau animasi.

Penggabungan ini telah dilakukan perusahaan gim Netmarble yang mengajak BTS untuk bergabung dalam gim BTS Universe Story. Kehadiran BTS dalam bentuk AR bisa menarik penggemar untuk bermain gim begitu juga sebaliknya.

Apakah kehadiran AR Idols bisa menggantikan posisi manusia asli? Mungkin tidak dalam waktu dekat. Tetapi cepat atau lambat, konsep seperti aespa akan ditemukan pada idola-idola berikutnya. SM Entertainment menciptakan aespa dalam dua versi dan kedua versi itu bisa menarik keuntungan dari penggemar virtual dan penggemar K-pop.