JAKARTA - Sebanyak 171 siswa sekolah swasta DKI yang ijazahnya tertahan kini bisa menghela napas lega. Pemprov DKI telah mengucurkan bantuan sebesar Rp688 juta untuk membebaskan ijazah di 79 sekolah swasta.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah menjelaskan, ijazah yang dibebaskan ini sebanyak 15 siswa jenjang SMA, 48 siswa SMP, 97 siswa SMK, dan 11 siswa SD. Saefullah mengimbau agar dana yang telah diterima untuk langsung disalurkan ke sekolah masing-masing agar ijazah segera bisa diterima.
"Uang ini tidak diterima oleh siswa. Diterima sebentar, tapi langsung diberikan ke sekolah. Supaya ijazahnya ketarik. Kalau nanti melalui tangan ke tangan, ijazahnya tidak balik-balik lagi, bisa menjadi persoalan." kata Saefullah, Kamis, 19 Desember.
Sebelum menyerahkan bantuan, Pemprov DKI telah melakukan klarifikasi dan verifikasi ke sekolah-sekolah yang terindikasi menahan ijazah sebagaimana dalam daftar usulan DPRD.
Klarifikasi dan verifikasi dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara data tunggakan siswa dengan kondisi senyatanya yang dibuktikan dengan pernyataan masing-masing Kepala Sekolah dengan diketahui Pengawas Sekolah.
Saefullah bilang, awalnya ada masukkan dari DPRD DKI Jakarta untuk menganggarkan penebusan ijazah di APBD.
Ada sekitar 540 orang nama yang diajukan oleh dewan. Namun, karena proses verifikasi memerlukan waktu, sementara masa pembahasan anggaran sudah sampai tenggat waktu, maka jumlah tersebut mengerucut.
"Sudah lewat waktu penganggaran, ya saya mengambil inisiatif. Ya sudah ini nanti kita take over melalui Baznas (Bazis) DKI Jakarta," kata Saefullah.
Dalam proses bantuan tebus ijazah ini, Pemprov menggandeng Baznaz-Bazis DKI Jakarta. Ketua Baznas-Bazis DKI Luthfi Fathullah menjelaskan, biaya yang dibayarkan untuk menebus ijazah berbeda-beda tiap siswa.
Paling banyak biayanya untuk membayar tunggakan SPP, uang gedung, uang seragam, dan uang ujian sekolah. "Kalau uang piknik sekolah, kami enggak bayari," ucap dia.
Lebih lanjut, Luthfi menjelaskan bahwa selama tahun 2019, Baznaz Bazis sudah menyalurkan dana sebesar Rp3,6 miliar untuk ijazah dan uang sekolah.
"Program ini sudah kita salurkan Rp3 miliar dan Rp688 juta kami keluarkan untuk tebus ijazah dan untuk lunas SPP. Mudah-mudahan tahun depan bisa menghimpun Rp250 miliar," kata Luthfi.