Bagikan:

BADUNG - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar/ Basarnas Bali Gede Darmada menerangkan peristiwa tenggelamnya kapal cargo KM Liberty I di perairan utara Bali.

KM Liberty I sudah dilengkapi dengan sistem emergency radia beacon. Tapi saat kejadian, tak ada pancaran dari sistem ini karena cepatnya gelombang menerjang kapal.

"Kami tanya kepada kapten yang kebetulan selamat memang kejadiannya begitu cepat. Informasinya malam sekitar pukul 23.00 WITA, terbatas jarak pandang sampai 2-3 meter,” kata Darmada di kantor Basarnas Bali, Rabu, 27 Oktober. 

Saat badai, kapal berusaha menghindari gelombang tinggi namun gelombang dari sisi lain kapal tetap menghantam KM Liberty I.

“Sehingga semuanya berusaha menyelamatkan diri tanpa memperhatikan pengantar sinyal bahaya. Artinya ada kepanikan," imbuhnya.

KM Liberty I saat itu membawa kru kapal, ABK dan mengangkut bahan material di antaranya semen serta kebutuhan pokok seperti beras.

Saat ini SAR Bali masih mencari 9 ABK yang hilang. Kesembilannya yakni Dwi Harmianto sebagai mualim I, Khoirul Hudha  mualim II, Rizki Adi Tama sebagai masinis II, Jeri Jepri sebagai juru mudi.

Kemudian Sebastian Saga juru minyak, Rivaldy Refly M juru minyak, Matheis Maoni Teo sebagai serang, Petrus Rumahlewang sebagai Opt Crane dan Hadiq Zain sebagai koki.

KM Liberty 1 diketahui lepas sandar dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat, 22 Oktober dini hari menuju Reo Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun pada Sabtu, 23 Oktober malam, kapal kargo ini tenggelam dihantam badai di perakiran utara Bali.