Dua Kelompok Remaja yang Tawuran di Sawah Besar Ternyata Cari Uang dari Media Sosial, Rp4 Juta Sekali Live
ILUSTRASI

Bagikan:

JAKARTA - Dari hasil penyidikan Polsek Sawah Besar, dua kelompok remaja yang terlibat tawuran di Jalan Pangeran Jayakarta, Kelurahan Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat, memiliki motif yang berbeda.

Kedua kelompok remaja tersebut sengaja menggelar tawuran antar geng hanya demi mendapatkan uang dari hasil live Instagram aksi mereka.

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Setyo Koes Heriyanto membenarkan adanya modus baru dari peristiwa tawuran remaja di wilayah Sawah Besar.

Para pelaku tawuran di Sawah Besar, Jakarta Pusat/ Foto: IST

"Tawuran ini untuk mencari pendapatan, ini kita temukan setelah hasil pemeriksaan dari para tersangka. Pelaku 9 orang, semuanya masih pelajar," kata AKBP Setyo kepada VOI, Senin 25 Oktober.

Tawuran sengaja dilakukan dengan menggunakan media sosial dan di buat live instagram.

"Tujuan untuk mendapatkan viewers dan dia dapat kontribusi. Ini fenomena baru," ujarnya.

Akibat kejadian ini, satu orang korban mengalami luka. Korban berinisial MAS (16) seorang pelajar aktif warga Mangga Besar 13, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

"Tawuran ini bisa dikatakan rekayasa karena mendapatkan keuntungan, tapi faktanya memang terjadi (ada korban). Seolah - olah kejadian ini hanya bermain - main," kata dia.

Setyo menyesalkan adanya kejadian tawuran dengan modus baru ini. Karena menurutnya, setiap tawuran pasti mengakibatkan korban meninggal dunia seperti yang terjadi di Menteng beberapa hari kemarin.

"Seolah - olah nyawa tidak ada harganya," ucapnya.

Tawuran antar kelompok remaja ini diawali dari tantangan melalui media sosial.

"Ini fenomena yang selalu terjadi di wilayah Jakarta Pusat. Tawuran melalui tantangan di medsos. Dari geng, kelompok, melalui akun enjoy 420, menantang ke akun kelompok lawan dan bertemu di Jalan Jayakarta untuk tawuran," kata AKBP Setyo.

Sementara Kapolsek Sawah Besar AKP Maulana Mukarom menambahkan, kejadian ini sudah kali ke 3 dilakukan oleh kelompok itu dan sudah mendapat keuntungan dari banyaknya viewers (penonton).

"Mereka mempunyai akun masing -masing, sama - sama live (tiap kelompok). Kejadian sudah ketiga kali. Mereka sudah dapat keuntungan Rp4 juta lebih sekali live. Masih kita dalami kasus ini," kata AKP Maulana.