Ucapan Utuh Menteri Yaqut Cholil Qoumas Tentang Kementerian Agama Hadiah Negara untuk NU
Tangkap layar YouTube NU

Bagikan:

JAKARTA - Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk NU dikritik ramai-ramai. Redaksi coba menampilkan utuh transkrip pernyataan Gus Yaqut saat itu.

Sekadar informasi Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut menyebut Kementerian Agama merupakan 'hadiah negara' untuk Nahdlatul Ulama dalam acara Webinar Internasional yang digelar RMI-PBNU. Acara ini diunggah di akun YouTube TVNU dan redaksi mentranskrip seluruh pernyataan menteri agama dari Channel itu.

... Tagline Kementerian Agama itu kan iklhas beramal. Saya bilang, enggak ada iklhas kok ditulis itu. Namanya iklas itu dalam hati, kok iklas ditulis. Ini menunjukkan ga iklas saya bilang. Ndak ikhlas itu artinya mungkin kalau ada bantuan terus minta potongan itu enggak ikhlas, kelihatannya bantu tapi minta potongan itu enggak ikhlas. Ikhlas beramal itu enggak bagus, enggak pas saya bilang

Kemudian perdebatan berkembang menjadi sejarah asal usul Kementerian Agama. Ada yang bilang nih salah satu ustaz, Kementerian Agama ini kan hadiah negara untuk umat Islam karena waktu itu perdebatannya bergeser menjadi kementerian ini harusnya menjadi kementerian agama, melindungi semua umat bernegara.

Ada yang tidak setuju. Kementerian ini harus kementerian agama Islam. Karena kementerian agama itu hadiah negara untuk umat Islam, saya bantah, bukan.

Kementerian negara itu hadiah negara untuk NU bukan untuk umat Islam secara umum tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama. Kenapa begitu? Kementerian agama itu muncul karena pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta yang mengusulkan itu menjadi juru damai atas pencoretan itu adalah Mbah Wahab Chasbullah, kemudian lahir Kementerian Agama karena itu.

Nah wajar sekarang kalau kita minta Dirjen Pesantren kemudian kita banyak afirmasi pesantren, kita banyak afirmasi pesantren, saya kira wajar-wajar saja, wajar-wajar saja itu tidak ada yang salah.

Ada juga yang protes loh tapi kenapa itu kok mengafirmasi juga sistem Katolik, Budha. Eh saya bilang, NU itu banyak, besar, NU banyak umat jamaahnya banyak dan besar secara fisik badannya dan orang yang besar itu selalu cenderung melindungi yang lemah melindungi yang kecil dan itu sifat NU. NU itu di mana-mana itu pengen melindungi yang kecil jadi kalau sekarang Kementerian Agama menjadi Kementerian semua agama itu bukan menghilangkan NU tapi justru semakin menegaskan ke-NU-annya karena NU terkenal paling toleran terkenal paling moderat.

Saya kira ini jadi landasan cara cara cara berpikir kami di Kementerian Agama yang Insyaallah sudah hampir seragam, meskipun masih ada satu, biasa itu karena kita mengelola organisasi yang besar.