Bagikan:

JAKARTA - Industri perhotelan di Inggris cukup terpukul akibat pandemi virus corona atau COVID-19. Penjualan industri ini amblas hingga 87 persen pada kuartal II 2020 di negara tersebut, utamanya disebabkan oleh periode lockdown yang membuat banyak orang menghentikan aktivitasnya.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa 28 Juli, Asosiasi Perdagangan UKHospitality dan perusahaan riset CGA menyebutkan, dari dampak COVID-19, penghasilan di industri perhotelan dari April hingga Juni hanya berjumlah 4,6 miliar poundsterling. Di periode yang sama tahun sebelumnya, penghasilan industri ini di Inggris adalah 34,2 miliar poundsterling.

Asosiasi mengatakan, anjloknya penjualan membuat bisnis perhotelan membutuhkan dukungan luas dari pemerintah dalam periode berkelanjutan selama sisa tahun 2020 dan seterusnya.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengimbau warga di negara tersebut untuk menghindari ruang publik seperti bar dan restoran mulai 16 Maret lalu. Dan sejak 23 Maret, penguncian total dilakukan hingga dicabut sebagian pada 4 Juli.

Bisnis perhotelan pun secara bertahap dibuka kembali di seluruh Inggris. Pemerintah Inggris kini berusaha untuk mendukung bisnis perhotelan dengan langkah-langkah seperti skema Eat Out to Help Out, di mana pengunjung dapat memperoleh diskon 50 persen untuk makanan hingga nilai 10 poundsterling.

Namun dengan berlanjutnya kekhawatiran masyarakat Inggris tentang virus ini dan keraguan untuk menggunakan transportasi umum, tampaknya pemulihan bakalberjalan lambat.

"Angka-angka terbaru dari dampak COVID-19 ini menyoroti betapa gentingnya situasi saat ini," kata Kepala eksekutif UKHospitality Kate Nicholls.

Menurutnya, anjloknya penghasilan perhotelan memperkuat pesan bahwa bisnis ini masih membutuhkan dukungan dari pemerintah jika ingin menghindari lebih banyak kebangkrutan dan pengangguran.

Dalam jangka pendek, kelesuan industri, sedikit banyak bakal menguntungkan konsumen karena dapat menikmati diskon yang ditawarkan restoran. Hawksmoor misalnya, restoran steak kelas atas ini mengumumkan akan menyajikan hidangan rump & chip 300 gram dengan saus seharga 20 poundserling sebagai bagian dari Eat Out to Help Out.

Harga itu berarti diskon 10 poundsterling untuk pengunjung. Selain itu, meja di restoran yang diminati seperti The Wolseley, di Piccadilly, mungkin lebih mudah dipesan daripada biasanya.

Namun, restoran populer lainnya menyerah, termasuk Le Caprice dan Ledbury di London. Dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan akan lebih banyak penutupan restoran karena tagihan yang besar untuk akumulasi sewa. Mereka menyerukan periode bebas sewa #NationalTimeOut sembilan bulan untuk bisnis perhotelan.

UKH Tracker menggabungkan data dari semua segmen perhotelan. Industri ini berkontribusi 133,5 miliar poundsterling untuk ekonomi Inggris pada 2019 lalu, namun nilai itu terancam turun menjadi di bawah 100 miliar poundsterling akibat pandemi COVID-19.