YOGYAKARTA - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta berencana melakukan tes acak COVID-19 ke sekolah-sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka. Pelacakan dilakukan guna memastikan tidak ada penularan kasus COVID-19 di sekolah.
“Sejak pembelajaran tatap muka (PTM) digelar kembali hingga saat ini, memang belum pernah dilakukan tes acak. Nanti akan kami koordinasikan dengan Dinas Kesehatan,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta Dedi Budiono dikutip Antara, Jumat, 22 Oktober.
Menurutnya, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta tidak memiliki kapasitas untuk menyelenggaraan tes acak COVID-19 sehingga perlu berkoordinasi dengan dinas yang memiliki kapasitas untuk menyelenggarakan tes acak tersebut.
“Mungkin pekan depan kami akan bersurat ke Dinas Kesehatan untuk permohonan tes acak. Mudah-mudahan bisa dilaksanakan,” katanya.
Dedi menyebut kondisi PTM di Kota Yogyakarta, khususnya untuk siswa kelas 6 SD dan SMP berjalan, dengan baik dan tidak ada laporan terkait dengan munculnya penularan kasus di sekolah.
“Sejauh ini kegiatan pembelajaran tatap muka bisa digelar dengan aman dan lancar. Seluruh sekolah sudah menyelenggarakannya,” katanya.
Di Kota Yogyakarta terdapat 65 SMP negeri dan swasta serta 160 SD negeri dan swasta.
Meskipun tidak ada penularan kasus di sekolah dan kasus penularan di Kota Yogyakarta serta DIY cenderung turun, namun Dedi mengingatkan sekolah untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
“Harus selalu konsisten menjalankan protokol kesehatan sesuai standar operasional prosedur PTM. Tidak boleh lalai meskipun kasus sudah turun,” katanya.
BACA JUGA:
Guna memastikan seluruh sekolah tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olaharga Kota Yogyakarta juga akan melakukan kunjungan berkala ke sekolah.
Dedi menambahkan jumlah siswa yang mengikuti PTM di sekolah juga bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah orang tua yang memberikan izin ke anak untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar langsung di sekolah.
“Hampir 90 persen siswa mengikuti PTM. Tetapi tetap diatur sesuai kapasitas sekolah. Ada yang masuk sekolah dua kali dalam sepekan atau bergantian dengan kelas lain,” katanya.
Bagi siswa yang masih melakukan pembelajaran secara daring, kata dia, tetap diberikan fasilitas dan tidak ada paksaan dari sekolah untuk mengikuti PTM.