JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan penghormatan bagai seorang wanita Afrika-Amerika yang sel-selnya memberikan manfaat dalam terobosan di bidang medis yang penting.
Adalah Henrietta Lacks, meninggal dalam usia 31 tahun karena kanker serviks pada tahun 1951. Sampel selnya dikumpulkan oleh dokter tanpa sepengetahuan keluarga. Itu adalah sel manusia hidup pertama yang diketahui berkembang biak di luar tubuh.
Mengutip CNN 15 Oktober, seorang ahli bedah mengangkat sel dari leher rahimnya tanpa persetujuannya selama prosedur. Sampel itu memungkinkan seorang dokter di rumah sakit untuk membuat yang pertama garis sel manusia untuk bereproduksi di luar tubuh.
Diketahui, sel-sel tersebut digunakan dalam penelitian yang mengarah pada vaksin polio, pemetaan gen hingga pengoatan IVF. Kemajuan di bidang kedokteran ini, membawa Henrietta Lacks dinobatkan sebagai 'ibu kedokteran moderen'.
"Apa yang terjadi pada Henrietta itu salah," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam upacara khusus di Jenewa, Swiss, Rabu pekan ini, mengutip BBC 14 Oktober.
"Henrietta Lacks dieksploitasi. Dia adalah salah satu dari banyak wanita kulit berwarna yang tubuhnya telah disalahgunakan oleh sains. Dia menaruh kepercayaannya pada sistem kesehatan sehingga dia bisa menerima perawatan. Tetapi sistem mengambil sesuatu darinya tanpa sepengetahuan atau persetujuannya," papar Dr. Tedros.
Sel HeLa, nama yang berasal dari dua huruf pertama nama depan dan belakang Henrietta Lacks, juga digunakan dalam vaksin melawan kanker serviks, penyakit yang membunuh Lacks.
Menerima penghargaan, putra Lacks yang berusia 87 tahun, Lawrence, menggambarkan ibunya sebagai wanita luar biasa, yang terus membantu dunia lama setelah kematiannya.
"Kami tergerak untuk menerima pengakuan bersejarah dari ibu saya, Henrietta Lacks, menghormati siapa dia sebagai wanita yang luar biasa dan dampak abadi dari sel HeLa-nya. Kontribusi ibu saya, yang dulu tersembunyi, sekarang dihormati karena dampak globalnya," tutur Lawrence Lacks dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA:
"Ibuku adalah pelopor dalam hidup, memberi kembali kepada komunitasnya, membantu orang lain menjalani kehidupan yang lebih baik dan peduli pada orang lain. Dalam kematian dia terus membantu dunia. Warisannya hidup dalam diri kami dan kami berterima kasih karena Anda telah menyebut namanya," pungkasnya.
Henrietta Lacks, seorang petani tembakau dari Virginia, dimakamkan di kuburan tak bertanda setelah kematiannya di sebuah rumah sakit yang dipisahkan secara rasial di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat.