Perludem: Pemilu Serentak 2024 Paling Rumit dan Kontraproduktif
ILUSTRASI PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini, menyebut Pemilu 2024 akan menjadi pemilihan umum paling rumit sepanjang sejarah Indonesia. Pasalnya, baru kali pertama gelaran pileg, pilkada, pilpres diselenggarakan di waktu yang berdekatan.

"2024 akan menjadi pemilu paling rumit, paling kompleks, dalam sejarah elektoral Indonesia akibat penyelenggaraan pileg, pilpres dan pilkada pada tahun yang sama. Meskipun hari pemungutan suaranya berbeda bulan," ujar Titi Anggraini dalam diskusi daring, Jumat, 15 Oktober. 

Terlebih, lanjut Titi, ada tarik ulur antara penyelenggara pemilu dan pemerintah terkait agenda elektoral yang komplek ini. Sehingga, menurutnya, akan berdampak sistemik dan menjadi perdebatan yang kontraproduktif.

"Justru permulaannya agak kurang kondusif ya karena tarik ulur hari pemungutan suara, melahirkan dinamika yang membawa kontroversi dan spekulasi baru, dan justru kontraproduktif," kata Titi.

Hal ini, sambung Titi, tentu menjadi perdebatan dan berujung polemik. 

"Implikasinya adalah selain menjadi pertanyaan soal kepastian penyelenggaraan Pemilu 2024, juga dia menghadirkan kontroversi dan spekulasi, melebar ke hal-hal yang tidak perlu," sambungnya.

Selain itu, kata Titi, baru pertama kali pemerintah menyodorkan tawaran atau usulan dalam penentuan jadwal Pemilu Serentak 2024. Sementara di masa sebelum-sebelumnya, bahkan sejak era reformasi tidak pernah terdengar adanya usulan dari pemerintah.

"Nah ini akhirnya kontraproduktif nih, karena harapannya sejak awal kita bisa mendapat kepastian hari pemungutan suara dan persiapan yang lebih matang," pungkasnya.