Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Asep Kuswanto menyebut pihaknya memiliki empat pola penanganan sampah di Ibu Kota selama musim penghujan. Pola tersebut adalah mode nomal, mode awas, mode tergenang, dan mode rehabilitasi.

“Mode normal pada awal musim penghujan, mode awas untuk siaga banjir seperti tingginya muka air Katulampa dan tingginya intesitas curah hujan, mode tergenang yaitu ketika tanggap darurat banjir yang ditetapkan statusnya oleh BPBD dan terakhir, dan mode rehabilitasi pasca terjadinya genangan banjir,” kata Asep kepada wartawan, Kamis, 14 Oktober.

Asep menuturkan hal ini masuk dalam salah satu antisipasi penanganan sampah di musim penghujan selain memastikan kesiapan SDM dan prasarana-sarana.

Kata Asep, Pasukan Orange UPK Badan Air juga terus melakukan antisipasi dan memastikan agar tidak ada sampah yang menyumbat kali, saluran penghubung, dan pintu-pintu air.

“UPK Badan Air juga sudah melakukan antisipasi pembersihan sampah di sepanjang saluran penghubung dan pintu-pintu air. Kemudian terdapat petugas untuk memantau perkembangan situasi di setiap lokasi rawan tumpukan sampah saat terjadi banjir kiriman,” ungkap dia.

Pembersihan sampah itu dilakukan di sejumlah titik, seperti Pintu Air Manggarai, Jembatan Kampung Melayu, Jembatan Season City dan titik-titik lain yang rawan tumpukan sampah kiriman.

“Ketika terjadi tumpukan sampah, selain petugas eksisting di ruas tersebut, maka personel dan armada tambahan akan segera bergerak ke lokasi itu. Kita siaga 24 jam,” jelas Asep.

Jelang musim hujan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar upacara Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Hujan, di Lapangan Silang Monas Selatan, Jakarta Pusat, kemarin.

Anies Baswedan wanti-wanti kepada warganya untuk memastikan keamanan kabel listrik karena berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan ketika terjadi banjir sebagai dampak curah hujan ekstrem.

"Seluruh masyarakat untuk mulai memastikan wilayah, kondisi kampung, rumah relatif aman khususnya terkait dengan listrik dan gas karena saat musim hujan sering menimbulkan risiko kecelakaan," kata Anies.

Analisa Anies, penyebab paling banyak kematian ketika puncak musim hujan justru akibat tersengat aliran listrik. Makanya dia berharap masyarakat dan instansi terkait untuk ikut memastikan keamanan sambungan kabel listrik sebagai antisipasi dini.

Anies menargetkan nihil korban jiwa ketika puncak musim hujan di Jakarta.

"Hujan datang dan pergi tapi jangan sampai menyisakan angka kematian, itu artinya antisipasi dari awal. Penyebab paling banyak kematian saat hujan adalah sengatan listrik, pastikan dalam fase siaga, pengamanan ini dilakukan," ucapnya.