Bagikan:

JAKARTA - Seorang pria mengenakan seragam petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) bernama Jejen Sujana berdiri di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat siang ini.

Jejen tiba di depan jalan gedung Balai Kota bukan untuk membersihkan sampah. Hari ini, ia punya maksud lain. Jejen sengaja berjalan kaki dari kediamannya di kawasan Cakung, Jakarta Timur ke Balai Kota DKI untuk meminta keadilan.

Kepada wartawan, Jejen mengaku dirinya ingin menemui Anies untuk menyampaikan keluhan soal nasibnya sebagai pasukan oranye. Ternyata, Jejen baru saja mendapat pemutusan kontrak kerja tanpa alasan yang jelas.

"Saya jalan kaki dari rumah di Rusun Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, untuk minta keadilan karena kontrak kerja saya diputus sepihak tanpa kejelasan," kata Jejen di depan Balai Kota DKI, Rabu, 2 Maret.

Jejen pun membawa alat peraga yang dikalungkan dengan tulisan "Berkutat dengan sampah tapi jangan perlakukan kami seperti sampah! 4 tahun mengabdi kau campakan aku begitu saja. Apa salahku sehingga kau tega berbuat seperti itu? Kejam".

Jejen mengaku tidak terima dirinya tak bisa lagi bekerja sebagai petugas PPSU Jakarta Timur. Sebab, selama empat tahun bekerja, Jejen merasa dirinya tidak memiliki masalah.

Itu sebabnya, aksi jalan kaki sepanjang belasan kilometer itu dilakukan untuk menggambarkan peejuangannya selama empat tahun bekerja. "Saya jalan kaki dari Penggilingan itu mengambarkan 4 tahun saya, lelahnya saya," ungkap dia.

Sayangnya, Jejen tak diperkenankan menemui Anies hari ini. Walau demikian, Jejen bisa sedikit lega lantaran ada perwakilan Anies dari Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang menemui dirinya.

Jejen pun menyampaikan tuntutannya kepada anak buah Anies tersebut. "Jadi, tuntutannya saya bisa kerja lagi, anak saya bisa pada makan. Di rumah anak saya ada lima," imbuh Jejen.