JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW) dinilai sengaja menggoreng pergeseran libur Maulid Nabi Muhammad yang ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) pada Rabu, 20 Oktober mendatang. HNW bilang, pergeseran hari libur itu meresahkan masyarakat.
Pegiat media sosial Eko Kuntadhi mengatakan, pernyataan HNW ini aneh sekaligus ngaco (Sembarangan). Sebab, pemerintah hanya menggeser hari libur Maulid Nabi bukan jatuhnya peringatan Maulid Nabi pada Selasa, 19 Oktober mendatang.
Lagipula alasan pemerintah itu sederhana. Sebelum jatuh libur pada hari Selasa, masyarakat sudah menikmati libur panjang pada Sabtu dan Minggu. Sehingga pada Senin atau dikenal dengan hari kejepit nasional (harkitnas), potensi masyarakat untuk mengambil cuti semakin besar.
Bisa dibayangkan bila selama 4 hari tersebut (Sabtu, Minggu, Senin, Selasa) masyarakat semuanya libur. Potensi tempat wisata, mudik dan sebagainya akan penuh dan memudahkan penularan COVID-19. Nah, untuk mencegah hal ini maka libur Maulid Nabi pada Selasa digeser pada Rabu, 20 Oktober.
"Logika yang sayangnya simpel kayak gini tapi masih banyak orang yang kemudian memanfaatkan isu ini, salah satunya Hidayat Nur Wahid dari PKS. Pemerintah mengubah tanggal lahirnya nabi Muhammad ini kan ngaco, beneran ngaco, ngaco sengngaco-ngaconynya,"
"Lahirnya Nabi Muhammad ya tetap. Enggak ada hubungannya dengan tanggal Maulid Nabi karena yang digeser cuma liburnya doang," tegas Eko lewat kanal Youtube CokroTV, rabu, 13 Oktober.
BACA JUGA:
Bagi Eko, menggeser libur Maulid urusannya agar efektif dalam pelanan publik, mengantisipasi mobilisasi masyarakat demi menghindari kerumunan. Toh umat muslim tetap merayakan Maulid Nabi pada hari yang ditentukan tersebut.
Bagi Eko, inilah salah satu bahan gorengan PKS hingga PA 212 yang berusaha menciptakan persepsi di masyarakat, pemerintah itu mendegradasi wilayah agama. Masyarakat yang malas diajak berpikir akan terpancing dan masuk dalam jebakan PKS atau PA 212.
"Inilah pasar mereka yang terus menerus dilestarikan agar tidak naik-naik kecerdasan. Libur, kita libur Maulid ini tentu saja menjadi hal yang penting bagi kita agar kita bisa mempersembahkan kecintaan kita kepada nabi besar kita," tegas Eko.
Protes soal pergeseran hari libur disampaikan HNW di akun Twitter-nya pada 10 Oktober lalu. Wakil Ketua MPR itu mengaku kalau pergeseran hari libur adalah sesuaut yang tidak bijak.
"Sudah saya suarakan. Dan saya mendukung agar “ketidakbijakan” yg dikeluarkan bulan Juni 2021 itu direvisi Pemerintah,krn meresahkan masyarakat, tak jelas alasannya, juga kondisi sekarang sudah jauh lebih baik. Tapi tak benar hanya muslim saja yang kena,itu juga terhadap Natal dan tahun baru," tulis Hidayat Nurwahid di akun @hnurwahid.
"Waktu itu Covid-19 menuju puncak. Sekarang kondisinya nasional berubah jadi lebih baik, menuju normal. Wajarnya keputusan penggeseran/peniadaan (tanggal libur-red) itu dikoreksi,” ujarnya.