JAKARTA – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Desa Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan karhutla berdampak pada area seluas 7 hektare di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah.
Informasi dari Kepala Dusun Mina menyebutkan area terdampak terdiri dari lahan milik pemerintah seluas 2 hektare daerah dan sisanya milik masyarakat. Karhutla tersebut baru diketahui oleh warga pada saat api sudah membakar sekitar 1 hektar lahan kosong milik pemerintah daerah.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Selasa, 12 Oktober, mengatakan, upaya pemadaman dilakukan oleh tim gabungan. Koordinasi dengan perusahaan dilakukan guna pembukaan akses jalan sehingga memudahkan kendaraan pemadaman mencapai lokasi kebakaran.
BACA JUGA:
Berdasarkan Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Bireuen, titik api telah berhasil dipadamkan. Setelah titik api berhasil dimatikan, petugas gabungan melakukan pendinginan untuk memastikan api benar-benar padam. Petugas BPBD masih memutakhirkan total area terdampak pascapemadaman.
Terpantau dari beberapa citra satelit dengan tingkat kepercayaan tinggi, seperti Landsat-8, SNPP, NOAA20, dan Terra/Aqua, tidak terpantau titik panas atau hot spot di wilayah Aceh. Namun demikian, pemerintah daerah perlu meningkatkan kesiapsiagaan, khususnya upaya pencegahan karhutla yang dapat meluas.
Tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah sebagaimana diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah di Aceh, termasuk Kabupaten Bireuen, berada pada kategori mudah dan sangat mudah terbakar.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, rekapitulasi sementara luas karhutla di Provinsi Aceh pada tahun ini mencapai 681 hektare.