JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot mampu mempertahankan penguatannya. Rupiah 23 Juli ditutup menguat 0,48 persen atau 70 poin ke level Rp14.580 per dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan posisi ini pula, rupiah masih menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan Asia Pasifik. Penguatan rupiah diyakini karena pasar merespons positif tercapainya kesepakatan para pemimpin Uni Eropa terkait paket penyelamatan ekonomi untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Sementara sentimen positif dari dalam negeri tampaknya disebabkan pemerintah Indonesia yang sedang mengupayakan pengembangan vaksin virus COVID-19.
Hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang di kawasan berada di zona positif walau penguatannya tak signifikan. Dolar Singapura berada tepat di bawah rupiah setelah naik 0,17 persen.
Disusul, yuan China yang menguat 0,04 persen dan dolar Hong Kong yang terangkat 0,01 persen. Selanjutnya ada yen Jepang yang terapresiasi 0,009 persen serta dolar Taiwan yang menguat 0,007 persen.
Rupee India pun melengkapi mata uang yang menguat setelah naik tipis 0,005 persen atas dolar AS.
Sementara itu, won Korea Selatan tetap menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,19 persen terhadap dolar AS. Berikutnya ada baht Thailand yang koreksi 0,11 persen.
Sedangkan ringgit Malaysia dan peso Filipina sama-sama melemah tipis 0,02 persen pada perdagangan sore hari ini.